Nasional
Rocky Gerung Ikut Bersuara Soal Pembredelan Pameran Lukis Yos Suprapto
Polemik Pembredelan Pameran Lukisan Yos Suprapto: Respons Rocky Gerung dan Teguran untuk Fadli Zon
JAKARTA - Kontroversi terkait pembredelan pameran lukisan oleh seniman Yos Suprapto di Galeri Nasional mendapat perhatian luas, termasuk dari Rocky Gerung. Rocky mengkritisi sikap Menteri Kebudayaan Fadli Zon, yang sebelumnya menilai lukisan tersebut terlalu vulgar dan memicu polemik.
Rocky Gerung: Lukisan Adalah Tafsir Kebudayaan
Rocky Gerung menilai bahwa seni, termasuk lukisan, adalah bentuk ekspresi dan tafsir atas peristiwa yang diendapkan oleh seniman. Ia menyayangkan respons Fadli Zon yang dianggap lebih bersifat politis dan birokratis daripada akademis atau budaya.
“Seniman mengendapkan peristiwa dan memunculkannya kembali sebagai tafsir. Ini harus dibahas dalam wilayah akademis, bukan dengan pendekatan politis,” tegas Rocky.
Kritik Rocky Terhadap Fadli Zon
Rocky, yang dikenal sering berseberangan secara dialektis dengan Fadli Zon, memberikan kritik tajam terkait cara Fadli menyampaikan pendapatnya sebagai Menteri Kebudayaan.
“Sebagai Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mestinya membahas ini dalam konteks kebudayaan, bukan mengendalikan kebudayaan,” ujar Rocky. Ia menilai Fadli Zon terkesan ragu untuk memposisikan dirinya sebagai pembela kebudayaan.
Rocky juga menantang Fadli untuk lebih berani berdiskusi dengan komunitas seni dan akademis untuk mendalami isu ini.
Tantangan Rocky untuk Fadli Zon
Dalam pandangan Rocky, peran Menteri Kebudayaan adalah mendukung kebebasan berekspresi, bukan membatasi seni berdasarkan interpretasi birokratis. Ia bahkan mengajak Fadli untuk berdialog langsung dengan komunitas seni demi memperkuat pemahaman bersama.
“Pak Fadli Zon harus datang ke komunitas akademis dan seni untuk berbicara sebagai seseorang yang memahami kebudayaan,” tegas Rocky.
Seni, Kebebasan, dan Masa Depan Kebudayaan
Rocky memperingatkan bahwa membatasi ekspresi seni dapat mengakibatkan kemunduran kebudayaan.
“Jika birokrasi menjadi pakem untuk menilai seni, kita akan takut berekspresi, gagal berimajinasi, dan tertinggal dalam kebudayaan,” ujarnya.
Polemik ini mencerminkan tantangan besar dalam menjaga keseimbangan antara kebebasan seni dan pandangan moralitas atau ketertiban publik. (mul)
#PolemikLukisan #KebebasanBerekspresi #RockyGerung #FadliZon #KebudayaanIndonesia #SeniDanPolitik #KontroversiGaleriNasional