Nasional
Pemerintah "Nekat" Gunakan PDNS 2 Bekas Diretas Hacker
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Hadi Tjahjanto menyatakan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang sebelumnya diretas akan tetap digunakan, sesuai dengan permintaan dari beberapa tenant yang masih membutuhkan layanan tersebut. Ia memastikan bahwa PDNS 2 di Surabaya telah sepenuhnya pulih dari peretasan.
"Karena permintaan tenant untuk tetap menggunakan PDNS 2, kami melakukan pemulihan dan pembangunan ulang sistem di PDNS 2 Surabaya, yang telah selesai pada bulan September lalu," ujar Hadi usai rapat dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.
Hadi menambahkan PDNS 2 Surabaya akan kembali beroperasi sebagai pusat data untuk melayani masyarakat, dan sejak 8 Agustus, sistemnya telah pulih sepenuhnya. Selain itu, pemerintah juga membangun PDNS 1 di Serpong, Tangerang, dan sedang melakukan migrasi data dari Surabaya ke Serpong. Diharapkan proses ini selesai pada Oktober. PDNS 1 Serpong dirancang dengan sistem back up berlapis dan fasilitas mirroring di Sentul, Bogor. Jika terjadi serangan, kedua fasilitas tersebut dapat saling mendukung untuk memastikan layanan tetap berjalan.
Sebelumnya, PDNS 2 Surabaya sempat menjadi target serangan siber pada 17 Juni 2024, ketika terkena ransomware bernama Brain Cipher. Serangan ini berdampak pada 239 instansi, termasuk 30 kementerian/lembaga, 15 provinsi, 148 kabupaten, dan 48 kota yang terganggu.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menjelaskan ransomware adalah perangkat lunak berbahaya yang mengunci sistem atau file pengguna hingga tebusan dibayarkan. (ant)