Nasional
PBNU Vs PKB Tambah Panas! Hanif Dhakiri Ancam Laporkan Effendy Choirie ke Surya Paloh
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Hanif Dhakiri menegur mantan politikus PKB yang kini menjadi kader Partai NasDem, Effendy Choirie, agar fokus mengurus partainya sendiri. "Effendy Choirie sekarang pengurus Partai NasDem, jadi uruslah partai sendiri. Mengapa ikut campur urusan PKB? Itu tidak etis dan bisa merusak hubungan antarpartai," ujar Hanif dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Hanif menambahkan tindakan Effendy yang mengurusi PKB dengan menghadiri undangan PBNU pada Rabu (7/8/2024) bisa saja dilaporkan kepada Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. "Kami bisa melaporkannya ke Bang Surya Paloh selaku Ketua Umum NasDem, agar dia dikenakan disiplin partai," tegasnya. Hanif juga mengakui pernyataan Effendy PKB dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak memiliki hubungan struktural.
"PKB dan PBNU adalah entitas yang berbeda. PKB adalah partai politik yang diatur oleh Undang-Undang Partai Politik, sedangkan NU adalah organisasi kemasyarakatan yang diatur oleh UU Ormas. Masing-masing memiliki kedaulatan, AD/ART sendiri, serta tugas dan tanggung jawab yang berbeda," jelasnya. Oleh karena itu, Hanif mengingatkan Effendy untuk tidak saling mengganggu, melainkan harus saling menghormati, seperti yang pernah ditegaskan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, salah satu pendiri PKB.
Hanif juga menyatakan kebingungannya terhadap sikap PBNU saat ini. Ia mengaku tidak memahami kesalahan apa yang dilakukan PKB sehingga PBNU merasa perlu membentuk panitia khusus yang mengurus hubungan kedua lembaga. "Saya juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan PBNU di bawah kepemimpinan mereka berdua (Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf), sehingga NU terbelit banyak masalah dan citranya jatuh di mata publik," ucapnya.
Hanif menilai bahwa meski Ketua Umum dan Sekjen PBNU sering berkampanye tentang peradaban dan perdamaian, tindakan mereka justru memicu perpecahan di antara warga NU sendiri. "Mereka bicara tentang politik tingkat tinggi, tetapi malah sibuk dengan politik praktis dan ingin merusak PKB. Ini sangat paradoks dan ironis. Saya tidak bisa membayangkan betapa sedihnya para pendiri NU melihat kondisi NU saat ini," tutup Hanif. (ant)