Nasional
PBNU Vs PKB, Jazilul Fawaid Tuding Gus Yahya dan Gus Ipul Kerap Gembosi PKB
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menyebut Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, atau Gus Yahya, dan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf, atau Gus Ipul, seringkali merugikan partainya.
"Saya rasa Gus Yahya dan Gus Ipul sering merugikan PKB," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa. Jazilul menyatakan bahwa PKB sebenarnya sudah menghormati hak PBNU untuk menjaga jarak dari semua partai politik. "Tapi faktanya, Gus Yahya, Gus Ipul, dan PBNU selalu merugikan dan mengganggu PKB," ucapnya.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar PBNU sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan lebih baik fokus mengurus umat, masjid, dan madrasah, daripada mengintervensi kedaulatan partainya. "PKB saat ini sedang sangat solid. Seluruh jajaran akan menolak siapa pun yang mencoba mengintervensi, mengambil alih, atau melanggar konstitusi dan hukum, yang berdampak pada pengambilalihan dan menghilangkan kedaulatan partai," ujarnya.
Jazilul juga menepis anggapan bahwa elite PKB tidak menghormati PBNU dan ahistoris. "Mana? PBNU kok tiba-tiba ingin dihormati. Tidak ada hubungannya. Kami memperjuangkan aspirasi, ajaran, dan tuntunan ahlussunnah wal jamaah di bidang politik. Itulah cara kami menghormati," tuturnya.
Sebaliknya, sebagai partai politik berhaluan ahlussunnah wal jamaah terbesar di parlemen, Jazilul menyebut keberhasilan PKB tidak pernah diapresiasi oleh PBNU. "Ketika PKB di 2024 terbukti memiliki prestasi luar biasa malah tidak diakui. Kenaikan anggota DPR RI dari 58 menjadi 68 kursi, serta pencapaian PKB sebagai partai politik berhaluan ahlussunnah wal jamaah terbesar di parlemen ini, tidak pernah diakui," katanya.
Jazilul juga menolak tudingan Gus Yahya terdapat artikulasi frontal dan tajam terhadap PBNU yang berasal dari PKB. "Di mana menyerangnya? Justru PKB membantu PBNU, membantu Nahdlatul Ulama secara frontal, dengan menaikkan kursi PKB di seluruh Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, pada Jumat (26/7/2024), Sekjen PBNU Gus Ipul mengatakan bahwa pihaknya sedang mendiskusikan pembentukan semacam panitia khusus (pansus) untuk mengembalikan PKB ke NU. "Langkah ini diambil setelah melihat pernyataan elite PKB yang ahistoris. Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB," katanya.
Pada Minggu (28/7/2024), Ketua Umum PBNU Gus Yahya dalam konferensi pers usai rapat pleno PBNU di Jakarta, mengatakan bahwa akhir-akhir ini terdapat artikulasi-artikulasi yang sangat frontal dan tajam terhadap PBNU yang berasal dari PKB. (ant)