Nasional

Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Pertama Resmi Beroperasi di RI

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
17 September 2024 08:30
Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Pertama Resmi Beroperasi di RI
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meresmikan pabrik baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) ramah lingkungan pertama di Indonesia.

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, meresmikan pabrik baterai kendaraan listrik (EV) ramah lingkungan pertama di Indonesia yang berlokasi di Kawasan Neo Energy Morowali Industrial Estate (NEMIE), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Airlangga menyatakan hilirisasi nikel telah berhasil meningkatkan nilai ekspor produk turunan nikel, dari 4,31 miliar dolar AS pada 2017 menjadi 34,44 miliar dolar AS pada 2023. Data dari Kementerian Investasi/BKPM menunjukkan bahwa hingga Juni 2024, investasi untuk hilirisasi nikel, terutama dalam pembangunan smelter dan pabrik baterai EV, telah mencapai 30 miliar dolar AS.

Dengan lebih dari 2.000 GWh kapasitas baterai lithium-ion digunakan secara global dalam lima tahun terakhir, Indonesia berpotensi menjadi pemain kunci dalam produksi baterai EV, dengan kapasitas suplai hingga 210 GWh per tahun. Kekayaan sumber daya mineral seperti nikel menjadi modal utama untuk mendukung ambisi tersebut.

Airlangga juga menyebutkan bahwa Indonesia sedang berdiskusi dengan berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, dan Australia, mengenai perjanjian critical minerals yang diharapkan memperkuat ekosistem EV global. Pabrik smelter High-Pressure Acid Leaching (HPAL) pertama di Indonesia yang sepenuhnya menggunakan energi terbarukan telah dibangun oleh Neo Energy. Smelter ini akan mengolah bijih nikel menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), bahan penting untuk katoda baterai EV. Pabrik ini diproyeksikan menambah kapasitas produksi MHP nasional sebesar 120 ribu MT per tahun.

Kawasan industri NEMIE dirancang untuk menjadi pusat pengolahan mineral berbasis energi hijau, dengan semua operasionalnya menggunakan 100 persen energi terbarukan seperti tenaga air dan surya. Kawasan ini telah memperoleh Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI) pada Agustus 2024, memberikan kepastian hukum bagi calon investor.

Airlangga juga mengapresiasi penggunaan alat berat berbasis elektrik di kawasan tersebut, yang mendukung target zero emission di sektor pertambangan dan industri. Sebagai Proyek Strategis Nasional, kawasan ini bekerja sama dengan TNI/Polri untuk menjaga aset nasional. Selain meresmikan pabrik, Airlangga juga menyerahkan Sertifikat Tanah secara simbolis kepada warga setempat dan menandatangani prasasti sebagai tanda dimulainya pembangunan.

Kontribusi kawasan industri di Morowali terhadap pertumbuhan ekonomi daerah sangat signifikan, dengan pertumbuhan PDRB Kabupaten Morowali mencapai 20,34 persen pada 2023 dan sektor industri pengolahan menyumbang 72,72 persen dari PDRB. Nilai PDRB per kapita mencapai Rp927,23 juta, tertinggi di Indonesia, didorong oleh ekspor komoditas. (ant)


Berita Lainnya