Laporan Haji 2023

Nafar Awal, Nunggu Bus Lama, Jamaah Persoalkan KBIH  

Maudy Alvi — Satu Indonesia
01 Juli 2023 15:42
Nafar Awal, Nunggu Bus Lama, Jamaah Persoalkan KBIH  
BANYAK SABAR - Jamaah haji lansia yang mengambil nafar awal terpaksa berdiri selama perjalanan Mina-Makkah, karena tidak kebagian tempat duduk. Jamaah mandiri harus rebutan dengan jamaah yayasan KBIH. (foto: maudy alvi)

MINA - Jamaah yang memilih melaksanakan nafar awal ternyata masih harus menghadapi situasi lambatnya kedatangan bus untuk membawa mereka ke Makkah. Jamaah haji Indonesia masih harus menunggu di bawah terik matahari. Keadaan semakin diperparah dengan terjadinya gesekan antara jamaah mandiri non yayasan (jamaah haji reguler) dengan jamaah peserta yayasan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).

“Kasihan ini jamaah yang lanjut usia. Sudah nunggu bus lama, giliran ada bus, jamaah mandiri masih harus rebutan dengan jamaah yayasan (KBIH),” lapor Maudy Alvi, wartawan satuindonesia.co yang sedang berada di tanah suci, Sabtu (1/7/2023).

Yayasan KBIH adalah yayasan penyelenggara bimbingan ibadah haji sebelum berangkat ke Arab Saudi, dan bukan sebagai penyelenggara haji. Selaij bimbingan sebelum berangkat, yayasan KBIH juga mendampingi jamaah selama berada di tanah suci. Jamaah peserta KBIH inilah yang kerap bersinggungan dengan jamaah mandiri, sebutan untuk jamaah haji yang tidak menggunakan KBIH.

Menurut Alvi, gesekan antara jamaah mandiri dengan jamaah yayasan KBIH, sudah terjadi sejak di Mina, yakni ketika jamaah yang sebelumnya terlantar 10 jam di Muzdalifah, berebut tenda dan kasur. Jamaah yayasan menuntut untuk tidak tidur berdesak-desakan. 

“Jamaah mandiri sudah mau ngalah, dua kasur untuk tiga orang, dempet-dempetan. Jamaah yayasan nggak mau, pihak yayasan juga gak mau jamaahnya dempet-dempetan. Akhirnya jadi ribut,” lapor Alvi.

Begitu juga ketika hendak kembali ke Makkah, jamaah yayasan ingin masuk terlebih dahulu ke bus untuk mendapatkan tempat duduk. Situasi sempat camuh. Akhirnya, jamaah mandiri yang lansia, harus rela berdiri karena tidak dapat tempat duduk. Sementara jika harus menunggu bus selanjutnya, belum dapat dipastikan kapan datangnya. 

“Kami minta pemerintah tegur itu yayasan KBIH. Kita punya hak yang sama kok dengan mereka (jamaah yayasan). Sama-sama bayar ONH dengan nilai yang sama. Sehingga fasilitas ya harusnya sama. Kami bukan warga kelas dua. Kalau jamaah yayasan membayar biaya pembinaan dan pendampingan kepada yayasan, itu urusan mereka. Bukan berarti mereka dapat kelas utama, kita yang mandiri kelas dua,” celetuk seorang jamaah perempuan yang kesal melihat sikap jamaah yayasan. 

REBUTAN- Jamaah menunggu jemputan bus dari Mina ke Makkah di bawah terik matahari (foto: maudy alvi)

Terpisah, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief menyampaikan, lebih dari 150 ribu atau sekitar 73 persen jemaah haji Indonesia memilih melaksanakan nafar awal. Para jamaah yang memilih melaksanakan nafar awal ini telah berada di Makkah, hari ini.
Sementara, untuk jemaah yang mengambil nafar tsani akan diberangkatkan dari Mina menuju Makkah pada Sabtu, 1 Juli 2023 bertepatan dengan 13 Zulhijah 1444 H.

"Ada sekitar 70 ribu jemaah nafar tsani dan masih berada di Mina, kita berangkatkan pagi nanti. Sehingga, situasi di Mina saat ini lebih longgar untuk melempar jumrah," jelas Dirjen PHU Hilman Latief di Kantor Urusan Haji Makkah, Jumat (30/6/2023).
Hilman menjelaskan, usai menyelesaikan prosesi mabit di mina dan melempar jumrah di jamarat, selanjutnya jemaah akan melaksanakan thawaf ifadhah. "Sebagian besar jemaah saat ini, sudah di hotel untuk istirahat, namun ada juga yang langsung melakukan thawaf ifadhah," kata Hilman.
Dikatakan, proses pendorongan memang cukup panjang, maka dari itu, Pemerintah Indonesia tetap imbau Jemaah yang fisiknya belum kuat untuk ifadhah, agar menunda terlebih dahulu untuk thawaf ifadhah," ujar Hilman.

Hilman juga mengingatkan jamaah agar tidak memaksakan untuk melakukan ibadah sunah usai rangkaian hajinya selesai. "Tinggal satu langkah lagi untuk penyempurnaan rukun hajinya dengan thawaf ifadhah, setelah itu sudah bisa melaksankan ibadah sunah. Namun, pesan kami agar jemaah tetap mengkondisikan fisiknya jangan sampai terkuras," kata Hilman. (*)


Berita Lainnya