Nasional

Menhub Usulan WFH untuk Antisipasi Macet Arus Balik

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
12 April 2024 14:30
Menhub Usulan WFH untuk Antisipasi Macet Arus Balik
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

TANGERANG - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan kebijakan work from home (WFH) perlu diberlakukan untuk mencegah dampak buruk akibat kepadatan lalu lintas saat arus balik Lebaran.

"Saya kemarin sudah rapat bersama Jasamarga, memang pulangnya (arus balik lebaran) akan naik dibandingkan keberangkatan. Tapi saya bilang itu, perlu diantisipasi sebagai mencegah dampak buruknya," ucap Budi usai mengecek kesiapan arus balik lebaran di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat.

Menurutnya, kebijakan WFH tersebut perlu diberlakukan sebagai langkah pencegahan terhadap kepadatan lalu lintas kendaraan saat arus balik. "Kalau selama ini kita liburnya sudah banyak, kalau libur terus Indonesia tidak produktif, tetapi ini merupakan hak prerogatif Pak Presiden untuk menetapkan rekomendasi WFH ini," katanya.

Budi mengatakan bahwa rekomendasi WFH ini telah didiskusikan oleh pihaknya untuk disampaikan kepada Presiden Jokowi. Ia berharap usulan tersebut dapat disetujui oleh presiden.

"Saya kemarin sudah memutuskan rekomendasi (WFH) bersama Pak Menko dan Kakorlantas," tambahnya. Budi menambahkan, puncak arus balik Lebaran 2024 diprediksi akan terjadi pada H+3 atau Minggu (14/4/2024) dan H+4 atau Senin (15/4/2024).

Meskipun demikian, pihaknya meminta kepada masyarakat yang telah melakukan mudik agar kembali ke Jakarta lebih awal sebelum puncak arus balik Lebaran. "Kalau lusa atau Senin tidak bisa dipastikan, karena kemungkinan akan padat terutama di jalur darat. Saya menyarankan mudik balik itu harus besok, jangan Minggu atau Senin," ungkapnya.

Budi juga memastikan telah dilakukan berbagai langkah dan upaya secara maksimal untuk melayani masyarakat selama angkutan arus mudik maupun balik Lebaran di semua moda transportasi.

"Secara detail, bagaimana mengatasi arus balik itu sudah kita siapkan dengan baik. Kalau di jalur udara atau laut, praktis bisa dikendalikan," katanya. (ant)


Berita Lainnya