Reuni Alumni 212
Mengenang Aksi 212, Ahok pun ”Tumbang” Masuk Penjara
Kasus Penistaan Agama Surat Al-Maidah Ayat 51
JAKARTA - Aksi 12 Desember atau yang biasa dikenal dengan Aksi 212 bakal Kembali digelar di Silang Monas, Jakarta Pusat, pada Senin (2/12/2024) pagi. Aksi tersebut pertama kali digelar pada 02 Desember 2016.
Sejarah dari aksi 212 ini merupakan gerakan bela islam buntut ucapan Mantan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dinilai menistakan agama. Setelah aksi itu berlangsung dan Ahok telah dipenjara, reuni 212 diadakan kembali dan menjadi agenda rutin setiap tahun dengan agenda utama mengkritik kinerja pemerintah. Lantas, bagaimana perjalanan aksi ini selama 8 tahun atau dari Desember 2016 sampai Desember 2024 mendatang?
Aksi 212 pertama kali digelar 2016 ini diinisiasai oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) dan menghadirkan banyak orang, atau diklaim mencapai satu jutaan massa saat itu dari berbagai daerah untuk membela agama Islam. Ini buntut pernyataan Ahok yang saat itu maju sebagai calon gubernur Jakarta petahana dinilai menodai agama Islam pada pidatonya di Kepulauan Seribu pada tanggal 27 September 2016.
Pada pidatonya, Ahok menyebut ada sejumlah oknum yang memprovokasi masyarakat untuk tidak mendukungnya dengan dalih Surat Al-Maidah ayat 51 yang berbunyi, "Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebagian mereka adalah pemimpin yang bagi sebagian mereka yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.
Berikut kutipan pidato Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut
"Kan bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu, nggak pilih saya karena dibohongi (orang) pakai Surat Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak Bapak Ibu. Kalau Bapak Ibu merasa nggak bisa pilih karena takut masuk neraka, dibodohin, begitu, oh nggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi Bapak Ibu".
Reuni Akbar 212 2017
Reuni Akbar selanjutnya dilaksanakan pada 2 Desember 2017, digelar di silang Monas oleh Habib Rizieq Syihab untuk memperingati kembali Aksi 212. Tema yang diambil yaitu "Merawat Energi Al-Maidah 51 untuk Kebangkitan Umat demi Kejayaan NKRI".
Dalam pidatonya, Habib Rizieq Shihab menyampaikan untuk menyerukan NKRI Bersyariah dan pribumi untuk menjadi tuan rumah. Diketahui, Habib Rizieq saat itu tengah mengalami masalah perseteruan dari pelariannya ke Arab Saudi atas dugaan kasus pornografi.
Reuni Akbar 212 2018
Reuni Akbar berlanjut pada 2018 mengusung tema "Putihkan Monas, Bela Tauhid, Bela NKRI", adapun agenda yang dilakukan yaitu silaturahmi zikir, tausiah, dan doa untuk negeri.
Salat tahajud dan subuh berjemaah adalah pembukaan acara. Poster itu juga menampilkan wajah Habib Habib Rizieq dan 32 tamu undangan, termasuk Aa Gym, Amien Rais, Haikal Hassan, Slamet Maarif, Ketum FPI Shabri Lubis, dan Ustaz Abdul Somad.
Reuni 212 masih berlanjut di tahun itu. Adapun tema yang dipilih yaitu "Munajat dan Maulid Akbar, Reuni Mujahid 212". Pada saat itu Pimpinan Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab mengklaim dirinya masih dicekal untuk pulang ke tanah air.
"Saya masih dicekal oleh pemerintah Arab Saudi dengan alasan keamanan atas permintaan pemerintah Indonesia," kata Habib Rizieq dalam sebuah video yang dibuat di Arab Saudi. Reuni Akbar terjadi lagi ditahun 2020 dan dinamai dengan Revolusi Akhlak, Solusi untuk Indonesia yang Bermartabat. Berbeda dari sebelumnya, reuni ini digelar secara virtual dengan tema "Dialog Nasional 100 Ulama dan Tokoh".
Jika 2019 Habib Rizieq dicekal untuk tidak pulang ke Indonesia, reuni kali ini Habib Rizieq diberikan kesempatan untuk pulang ke tanah air pada tanggal 10 November 2020. Pimpinan FPI itu menyampaikan permohonan maafnya dalam reuni sebelumnya soal kerumunan yang terjadi dalam penyambutan pulang mengingat pada 2020 sedang terjadi wabah Covid-19.
"Saya juga minta maaf kepada semua masyarakat kalau dalam kerumunan di bandara, di Petamburan, di Tebet, Megamendung terjadi suatu penumpukan yang memang di luar kendali," kata Habib Rizieq. Pada tahun 2021, reuni 212 terjadi saat wabah Covid-19 melanda Indonesia. Saat itu, diketahui Habib Rizieq Syihab tengah mendekam di Rutan Mabes Polri yang membuatnya hanya bisa mengirim pesan lewat suara.
Saat itu, Habib Rizieq terlibat dalam dua kasus. Pertama, penyiaran berita bohong yang menimbulkan kontroversi tentang tes swab di Rumah Sakit Ummi Bogor. Kedua, pelanggaran karantina kesehatan di Petamburan, Jakarta Pusat. Dalam Munajat Akbar dan Indonesia Bershalawat untuk Keselamatan NKRI, yang diadakan di Masjid At-Tin di Jakarta Timur pada tahun 2022, Habib Rizieq Shihab kembali hadir dalam Reuni 212.
Selain itu, Pimpinan FPI ini berbicara tentang keraguannya untuk hadir karena status hukumnya masih dalam masa kerahasiaan bersyarat yang dimulai pada 20 Juli 2022 dan baru akan berakhir pada 10 Juni 2024.
Reuni Akbar 212 2023
Pada 2023, reuni diadakan kembali semenjak wabah Covid-19 melanda di tahun 2019 dan telah mendapat izin untuk digelar di Monas. Untuk menghindari Reuni 212 menjadi acara politik, panitia memutuskan tidak mengundang elite politik yang akan berpartisipasi dalam Pemilu 2024, termasuk Capres dan Cawapres.
Perbedaan dari reuni tahun-tahun sebelumnya yaitu pertama, banyak tokoh yang tidak hadir. Kedua, peserta yang hadir lebih sedikit dibanding sebelumnya. Jumlah peserta tahun itu tidak sebanyak Reuni 212 tahun 2017 dan 2018, yang juga berlangsung di akhir pekan.
Reuni Akbar 212 2024
Persaudaraan Alumni 212 dan sejumlah organisasi masyarakat Islam berencana mengadakan Reuni Akbar 212 kembali di kawasan Silang Monas, Jakarta, pada Senin, 2 Desember 2024 .
Acara ini akan dimulai dari pukul 3.00 WIB, atau diawali salat subuh berjamaah.Kegiatan tahunan ini akan mengundang banyak tokoh politik dan agama. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto juga disebut diundang untuk hadir dalam kegiatan tersebut.
Tema aksinya adalah Revolusi Akhlak untuk Indonesia Berkah dan Kemenangan Palestina. Persaudaraan Alumni 212 akan menggelar Reuni Akbar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Senin, 2 Desember 2024. Acara ini turut mengundang sejumlah tokoh penting, termasuk Presiden Prabowo Subianto dan beberapa politikus dari Partai Gerindra.
"Kami mengundang semua organisasi masyarakat, termasuk yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pejabat negara juga diundang, seperti Prabowo, Dasco, dan Habiburokhman. Banyak yang kami undang," ungkap Buya Husein kepada wartawan pada Jumat (29/11/2024).
Estimasi 15 Ribu Orang
Buya Husein menambahkan Reuni Akbar 212 direncanakan berlangsung di Monas pada 2 Desember 2024, mulai pukul 02:00 WIB hingga 08:00 WIB. "Kami sudah mendapatkan kepastian lokasi di Monas. Alhamdulillah, semua izin telah selesai dan sudah 100 persen rampung," jelas Husein.
Menurut estimasi Buya Husein, Reuni Akbar 212 akan dihadiri oleh sekitar 15 ribu orang, meskipun angka tersebut bisa bertambah. "Kami berharap agar jumlah peserta yang hadir sebanyak mungkin, seperti pada reuni-reuni sebelumnya. Meskipun dalam pemberitahuan kepada kepolisian kami mencantumkan angka 15 ribu," katanya.
Beberapa tokoh nasional yang diundang telah mengonfirmasi kehadiran mereka, termasuk Habib Rizieq Shihab, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang juga merupakan politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid, serta Ustaz Bachtiar Nasir.
"Habib Rizieq baru saja tiba di Bandara Soekarno-Hatta dari Mekkah pagi ini, insyaallah beliau akan hadir dalam acara 212. Insyaallah beliau sudah fix, bahkan beliau turut mengundang," tambah Husein.
Husein menegaskan Reuni Akbar 212 adalah kesempatan yang tepat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan setelah berlangsungnya pesta demokrasi Pemilu 2024. "Dalam konteks pilpres, pileg, dan pilkada, saatnya umat bersatu kembali dan menjalin persaudaraan. Kita tidak boleh lagi terpecah belah dan hadir dengan tujuan berdoa kepada Allah agar para pemimpin yang terpilih dapat menjalankan amanah dengan baik," jelas Husein.
Lebih lanjut, Husein menambahkan, "Jika mereka tidak amanah, maka bukan berkah yang didapat, melainkan musibah. Oleh karena itu, kita harus memohon kepada Allah agar mereka yang tidak amanah segera diganti. Kita ingin Indonesia menjadi tempat yang baik, penuh berkah, damai, sejahtera, dan tenteram," ungkapnya. (dan)