Nasional
Hidayat Nur Wahid Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Lanjut Tolak Penjajahan Israel
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, menyerukan agar pemerintahan yang akan datang di Presiden Prabowo Subianto melanjutkan sikap tegas pemerintah saat ini dalam menolak penjajahan Israel terhadap Palestina. Seruan ini disampaikan oleh Hidayat dalam aksi "Bela Palestina dan Stop Penjajahan Israel" yang berlangsung di Jakarta pada Minggu. Acara tersebut juga dihadiri sejumlah tokoh, termasuk Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015, Muhammad Sirajuddin Syamsuddin (Din Syamsuddin).
"Kami mendukung sikap pemerintah Indonesia yang menolak penjajahan Israel. Dan kami berharap agar sikap konstitusional ini diteruskan oleh pemerintahan yang akan datang," ujarnya. Hidayat juga menyerukan agar pemerintah baru menunjukkan dukungan yang lebih kuat, aktif, dan penuh semangat dalam membela Palestina.
Ia menegaskan bahwa penjajahan Israel harus dihentikan, dan para pemimpin Israel harus dibawa ke Mahkamah Internasional untuk diadili atas kejahatan kemanusiaan yang telah mereka lakukan. "Para pemimpinnya harus dihukum agar kejahatan mereka berhenti dan tidak menjadi tradisi buruk yang merusak peradaban dunia," kata Hidayat.
Hidayat juga menambahkan bahwa aksi yang ia lakukan bersama tokoh-tokoh lainnya serta massa dari Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) pagi itu merupakan bagian dari aksi yang telah dilakukan sebelumnya dan akan terus dilanjutkan. Menurutnya, aksi ini tidak hanya didorong oleh tuntutan agama, tetapi juga sesuai dengan konstitusi Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Aksi hari itu juga dilakukan dalam rangka memperingati Hari Konstitusi Indonesia (18 Agustus 1945-2024) serta HUT ke-79 Republik Indonesia.
Massa dari ARI-BP mulai berkumpul di area luar Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat sejak pukul 06.00 WIB, mengenakan pakaian dengan nuansa merah dan putih serta atribut terkait Palestina seperti syal, bendera, dan ikat kepala. Kegiatan dimulai dengan dzikir bersama, diikuti oleh pertunjukan marching band, pembacaan ayat suci Al-Qur'an, menyanyikan lagu "Indonesia Raya" bersama, pertunjukan rampak bedug, barongsai, serta pembacaan pembukaan UUD 1945. (ant)