Olahraga
Dua Kali Indonesia Raya Berkumandang, Okto Sebut Peristiwa Tak Terlupakan
JAKARTA - Ketua Umum Komite Olahraga Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, menyatakan momen di mana lagu Indonesia Raya berkumandang dua kali di Olimpiade Paris 2024 merupakan peristiwa yang tak terlupakan dalam sejarah olahraga Indonesia.
Menurut Okto, prestasi yang diraih melalui dua medali emas dari atlet panjat tebing Veddriq Leonardo dan atlet angkat besi Rizki Juniansyah, serta satu medali perunggu dari atlet bulu tangkis tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung, bukan hanya membanggakan, tetapi juga menyamai pencapaian Tim Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992, yang berlangsung 32 tahun lalu.
"Medali emas ini adalah hasil dari proses yang panjang. Dua kali Lagu Indonesia Raya berkumandang di Paris, bukan hanya menjadi peristiwa yang membanggakan, tetapi juga tak terlupakan," ujar Okto. Okto juga mengingatkan kembali momen penting di Olimpiade sebelumnya, ketika dirinya menjadi Chef de Mission (CdM) di Rio de Janeiro 2016 dan meraih satu emas. Pada Olimpiade Tokyo 2020, di bawah kepemimpinan CdM Rosan Roeslani, Indonesia juga meraih satu emas. Kini, di Paris 2024, di bawah kepemimpinan CdM Anindya Bakrie, Indonesia berhasil mendapatkan dua emas. Okto menyebut ini sebagai proses kebangkitan olahraga Indonesia di ajang tertinggi dunia.
Secara khusus, Okto mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam meraih prestasi di Olimpiade Paris 2024, termasuk cabang-cabang olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), KONI, seluruh ofisial Komite Olimpiade Indonesia, Chef de Mission (CdM) Anindya Bakrie, dan semua pihak terkait.
"Kita harus bersatu dalam semangat Merah Putih. Indonesia adalah negara besar, dan jika kita bersatu, saya yakin prestasi olahraga Indonesia akan semakin tinggi," kata Okto. Dengan capaian dua emas dan satu perunggu, Indonesia sementara berada di peringkat ke-28. Namun, Okto menekankan pentingnya persiapan untuk menghadapi Olimpiade Los Angeles 2028.
"Ini bukan soal peringkat, tetapi tentang proses untuk membuat Indonesia lebih baik. Olimpiade adalah parameter tertinggi, dan kita harus bersiap-siap untuk proses kualifikasi dua tahun dari sekarang. Tujuannya adalah agar lebih banyak atlet Indonesia yang lolos, terutama di nomor-nomor olahraga tim, seperti negara-negara lain," ujar Okto, yang pernah menjadi CdM di Olimpiade Rio 2016.
"Jika hari ini kita bisa bangga dengan medali dari bulu tangkis, panjat tebing, dan angkat besi, Insya Allah ke depannya lebih banyak cabang olahraga yang akan memberikan medali untuk Indonesia," tambahnya. (ant)