Olahraga
Marquez Pecah Rekor
Raih Kemenangan Keenam Beruntun di MotoGP 2025

JAKARTA - Marc Marquez kembali menunjukkan dominasinya di MotoGP 2025. Pembalap tim pabrikan Ducati itu meraih kemenangan keenam secara beruntun setelah menaklukkan seri Austria di Red Bull Ring, Minggu (17/8/2025). Kemenangan ini terasa spesial karena menjadi yang pertama bagi Marquez di sirkuit tersebut sejak masuk kalender MotoGP pada 2016, sekaligus memperlebar keunggulannya di puncak klasemen menjadi 142 poin.
Musim ini, Marquez tampil sangat konsisten. Ia menyapu bersih kemenangan sprint dan balapan utama dalam enam seri terakhir: Aragon, Mugello, Assen, Sachsenring, Brno, dan kini di Austria. Catatan itu mengulang pencapaian musim 2014, ketika ia meraih 10 kemenangan beruntun sejak awal musim.
“Saya seperti terlahir kembali,” ucap Marquez sambil tertawa.
“Dulu saya 21 tahun, sekarang sudah 32. Jadi, ya, rasanya luar biasa melihat sejauh ini perjalanan kami. Saya hanya ingin menikmatinya dan tetap tersenyum,” lanjutnya kepada TNT Sport.
Meski belum pernah menang di Red Bull Ring sebelumnya, Marquez tampil dominan sejak sesi latihan bebas. Ia mencatat pace tercepat dalam simulasi balapan. Namun, insiden jatuh di kualifikasi membuatnya start dari posisi keempat. Meski begitu, ia tetap kompetitif, meraih kemenangan di sprint dan balapan utama.
Dalam balapan panjang, Marquez kembali memainkan strategi sabar. Ia membuntuti Marco Bezzecchi (Aprilia) sebelum menyerang saat kondisi ban mulai menurun. Duel sengit terjadi, Bezzecchi sempat merebut posisi terdepan di lap 19, tetapi Marquez berhasil merebut kembali pada lap 20 dan tak terkejar hingga finis.
Bezzecchi akhirnya harus puas finis ketiga setelah disalip pembalap Gresini Racing, Fermin Aldeguer. Rider muda itu tampil luar biasa. Start dari posisi keenam, sempat melorot ke urutan delapan, namun bangkit dengan menyalip Francesco Bagnaia dan Pedro Acosta sebelum akhirnya menyalip Bezzecchi. Meski berusaha mengejar Marquez, ia gagal memangkas jarak.
“Kemarin saya bilang Pecco (Bagnaia) dan Marco yang akan jadi lawan utama. Tapi ternyata ada Fermin dengan pace luar biasa,” kata Marquez.
“Kami sudah analisis semua pembalap Ducati, dan Fermin salah satu yang paling bisa menjaga ban. Itu sebabnya saya terus memacu motor, karena tahu dia akan datang.”
Marquez mengaku sempat ingin menyalip Bezzecchi lebih cepat, tapi memilih menunggu.
“Ketika terlalu dekat, saya pakai ban belakang lebih banyak. Jadi saya tahan, menghemat ban, sampai akhirnya melihat motornya mulai goyah. Di situlah saya menyerang lagi,” jelasnya.
Bagi Aldeguer, podium kedua terasa seperti kemenangan. “Awalnya saya kehilangan banyak waktu karena start kurang bagus. Tapi saat ban mulai aus, pace saya sangat kuat. Saat mendekati Marc dan Bezzecchi, saya pikir bisa menang. Sayangnya Marc terlalu cepat, terutama di lap terakhir. Dia juara dunia delapan kali, jadi kami harus terus belajar,” ujarnya.
Sementara itu, Bezzecchi tetap puas meski finis ketiga. Padahal pada Jumat ia kesulitan dan hanya berada di urutan ke-18. Namun pada Sabtu ia bangkit dan merebut pole position pertamanya bersama Aprilia.
“Balapan ini menyenangkan. Dari posisi 18 di Jumat, lalu pole position dan podium, ini hasil luar biasa. Sayangnya di akhir balapan saya mengalami sedikit masalah motor, jadi harus mengendur. Fermin menyalip saya, tapi secara keseluruhan saya puas dengan podium ini,” kata Bezzecchi.