Nasional
Diguyur Hujan Deras, Massa Demo Hari Tani Nasional Bubarkan Diri
JAKARTA - Massa yang melakukan demonstrasi memperingati Hari Tani Nasional (HTN) mulai membubarkan diri dari depan Gedung DPR RI. Jalan Gatot Subroto, yang sebelumnya sempat ditutup sebagian, kini telah kembali dibuka sepenuhnya.
Pada Selasa (24/9/2024), sekitar pukul 12.03 WIB, hujan deras mengguyur kawasan sekitar Gedung DPR RI. Awalnya, massa tetap bertahan meski hujan turun, namun seiring waktu mereka akhirnya membubarkan diri. Kendaraan bermotor, yang sebelumnya dialihkan ke jalur khusus TransJakarta, kini kembali dapat melintasi jalur arteri di Jalan Gatot Subroto menuju Slipi. Petugas kepolisian yang berjaga di sekitar gerbang DPR juga mulai meninggalkan lokasi setelah massa bubar.
Sebelumnya, massa yang mayoritas mengenakan baju berwarna merah dan hitam serta menggunakan caping, tampak membawa spanduk dan bendera dengan tuntutan terkait reforma agraria. Meski hujan turun, aksi sempat berlanjut beberapa waktu. Polda Metro Jaya menurunkan 4.294 personel gabungan untuk mengamankan unjuk rasa memperingati HTN 2024 di Jakarta. "Kami melibatkan 4.294 personel pengamanan, terdiri dari 2.830 personel Satgasda, 330 personel Satgasres, serta 1.134 personel gabungan dari BKO TNI, Mabes, dan Pemda," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradi, dalam keterangannya di Jakarta.
Ade Ary menjelaskan ada tiga titik pengamanan utama dalam aksi kali ini, yaitu di area DPR/MPR RI, Monas, dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). "Kami menempatkan 3.517 personel di DPR/MPR RI, 497 personel di Monas, dan 280 personel di Kementerian ATR/BPN," jelasnya.
Mengenai rekayasa lalu lintas di area tersebut, Ade Ary menjelaskan bahwa hal itu dilakukan secara situasional sesuai dengan kondisi di lapangan. "Jika jumlah massa dan eskalasi meningkat, jalan akan ditutup. Namun, jika jumlah massa sedikit, lalu lintas akan berjalan normal seperti biasa," ujarnya.
Ade Ary juga mengimbau para peserta unjuk rasa untuk tetap mematuhi aturan hukum yang berlaku. "Sampaikan aspirasi secara damai, jangan ada ujaran kebencian atau tindakan provokatif yang dapat mengganggu ketertiban umum," tegasnya. Ia juga meminta para koordinator lapangan dan orator untuk menyampaikan orasi dengan santun tanpa memprovokasi massa. (ant)