Nasional

Dengar ”Bisikan Gaib”, Kriminolog Duga Siswa SMA Pembunuh Ayah dan Nenek Idap Psikotik Paranoid

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
02 Desember 2024 12:00
Dengar ”Bisikan Gaib”, Kriminolog Duga Siswa SMA Pembunuh Ayah dan Nenek Idap Psikotik Paranoid
Adrianus Meliala.jpg Caption

JAKARTA - Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala, menduga MAS (14), remaja yang membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, mengalami psikotik paranoid. Dugaan ini muncul berdasarkan hasil pemeriksaan awal polisi, di mana MAS mengaku mendengar bisikan gaib sebelum melakukan aksi pembunuhan dengan sebilah pisau bergagang kayu.

"Psikotik paranoid ditandai dengan waham curiga, atau bisa dikatakan waham yang berupa bisikan-bisikan yang menyuruh seseorang untuk bertindak, termasuk membantai," ujar Adrianus.

Ia menambahkan, bisikan tersebut mungkin membuat MAS merasa ada ancaman di sekitarnya. "Misalnya ada suara yang mengatakan bahwa di depanmu itu ada musuh atau sesuatu yang bisa disembelih," jelasnya.

Dalam kondisi seperti itu, MAS diduga tidak mampu menahan tekanan dari bisikan tersebut dan akhirnya menuruti instruksi yang didengarnya. Jika MAS terbukti mengalami psikotik paranoid, Adrianus menjelaskan remaja tersebut tidak dapat dimintai pertanggungjawaban pidana.

"Nah, yang penting dicatat adalah jika itu benar psikotik, maka pelaku tidak dapat dipertanggungjawabkan secara pidana," tambah Adrianus.

Kronologi Kejadian

Kasus tragis ini terjadi pada Sabtu (30/11/2024), di kediaman keluarga MAS di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. MAS membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69). Tidak hanya itu, MAS juga mencoba menyerang ibunya, AP (40), dengan pisau yang sama.

Beruntung, sang ibu berhasil melarikan diri meski dalam kondisi luka tusuk. Ia menyelamatkan diri dengan melompat dari pagar rumah dan segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati. Sementara itu, APW dan RM ditemukan tewas di lantai dasar rumah dua lantai tersebut.

Upaya Pelarian

Setelah aksi pembunuhan, MAS meninggalkan rumah dan membuang pisau yang digunakan dalam perjalanan. Seorang petugas keamanan perumahan sempat memanggilnya, tetapi MAS terlihat ketakutan dan melarikan diri ke arah lampu merah Karang Tengah. Namun, pelarian tersebut tidak berlangsung lama karena petugas keamanan berhasil menangkapnya.

Kasus ini tengah didalami oleh pihak berwajib untuk memastikan kondisi kejiwaan MAS dan mencari motif di balik peristiwa yang mengguncang warga sekitar ini. (dan)


Berita Lainnya