Nasional

BNPB Catat 67 Orang Tewas dalam Bencana Banjir Lahar Marapi

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
16 Mei 2024 14:30
BNPB Catat 67 Orang Tewas dalam Bencana Banjir Lahar Marapi
Sejumlah warga beraktivitas di kawasan Mushola An-Nur yang masih berdiri kokoh meski sempat dihantam banjir lahar dingin Gunung Marapi bercampur bongkahan batu dan kayu-kayu tumbang di Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (16/5/2024).

BUKITTINGGI - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat yang meninggal dunia telah bertambah menjadi 67 orang, pada Kamis pagi.

Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menyatakan berdasarkan laporan terkini pada Rabu (15/5/2024), jumlah korban meninggal dunia bertambah setelah tim SAR gabungan berhasil menemukan beberapa orang yang sebelumnya dilaporkan hilang.

Dari laporan Pusat Operasi BNPB, jumlah korban yang masih hilang saat ini tersisa 20 orang dari sebelumnya 35 orang. Salah satu korban yang ditemukan meninggal adalah Halimatu Sa'diyah, warga Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam. Jenazahnya ditemukan sekitar 5 kilometer dari lokasi dilaporkan hilang pada Rabu (15/5) siang pukul 11:00 WIB dan telah dimakamkan.

Selain itu, jumlah keluarga terdampak juga mengalami penurunan, dari sebelumnya 1.543 keluarga menjadi 989 keluarga, sementara korban luka-luka bertambah menjadi 44 orang dari sebelumnya 33 orang. Korban bencana ini berasal dari lima kabupaten/kota terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi, yaitu Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Pariaman, Kota Padang, dan Padang Panjang.

Abdul Muhari menegaskan bahwa semua kebutuhan korban dan warga terdampak bencana di Ranah Minang akan terpenuhi selama masa tanggap darurat berlangsung hingga 14 hari ke depan, terhitung sejak Senin (13/5/2024). Kepala BNPB, Suharyanto, terus melaporkan penanganan dampak bencana hidro-meteorologi kepada Presiden Joko Widodo, yang meminta agar semua kebutuhan prioritas terpenuhi dengan cepat, termasuk upaya pencegahan potensi bencana susulan yang efektif. (ant)
 
 


Berita Lainnya