Nasional

Angkatan Siber Perlu untuk Hadapi Perang Dunia Maya

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
04 September 2024 12:30
Angkatan Siber Perlu untuk Hadapi Perang Dunia Maya
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto di Jakarta Pusat, Rabu (4/6/2024).

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto menyatakan pembentukan Angkatan Siber diperlukan untuk memperkuat pertahanan Indonesia dalam menghadapi ancaman perang siber.

"Pertahanan dan keamanan saat ini tidak hanya membutuhkan kekuatan seperti pesawat tempur, kapal perang, atau tank. Saat ini, perang telah memasuki ranah siber," ujar Hadi di Jakarta Pusat pada Rabu. Hadi menjelaskan untuk menghadapi perang siber, diperlukan penguatan di bidang teknologi dan informasi. Penguatan ini bertujuan agar Indonesia mampu menangkal serangan siber asing, termasuk arus informasi yang menyesatkan hingga peretasan terhadap sistem strategis pemerintah.

"Perang siber adalah perang pemikiran yang menggunakan media informasi untuk membentuk opini masyarakat. Ini tentang mempengaruhi pemikiran masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu," kata Hadi. Hadi menambahkan TNI sudah memiliki satuan khusus yang menangani siber, namun saat ini satuan tersebut hanya berfokus pada keamanan dan administrasi portal.

Oleh karena itu, Hadi memastikan bahwa TNI dan Kementerian Pertahanan sedang merancang konsep pertahanan yang khusus ditujukan untuk menghadapi serangan siber dari pihak asing. Sebelumnya, pada 16 Agustus, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo, yang akrab disapa Bamsoet, menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia mempersiapkan pembentukan matra keempat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan menghadirkan Angkatan Siber.

"Angkatan Siber diperlukan untuk memperkuat tiga matra yang sudah ada, yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara," ujar Bamsoet dalam Pidato Pengantar Sidang Tahunan MPR Tahun 2024 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta. Bamsoet menekankan bahwa hal ini penting mengingat posisi geopolitik Indonesia yang rentan, karena berhadapan langsung dengan negara-negara persemakmuran Inggris, yaitu Malaysia, Singapura, dan Australia. (ant)
 
 


Berita Lainnya