Opini

Zionis Israel Bisa Kalah

Oleh: Musni Umar, Sosiolog

Musni Umar — Satu Indonesia
05 Oktober 2024 11:00
Zionis Israel Bisa Kalah
Musni Umar

JAKARTA - Sejak negara Israel didirikan 14 Mei 1948 telah terjadi perang Arab–Israel 1948, yang juga disebut sebagai "Perang Kemerdekaan" oleh orang Israel, adalah konflik bersenjata pertama antara Arab–Israel. Bagi orang-orang Palestina, perang ini menandai awal dari rangkaian kejadian yang disebut sebagai "Bencana" (bahasa Inggris: The Catastrophe, bahasa Arab: النكبة).

Perang antara Arab-Israel selalu terjadi, dan setiap perang, Arab kalah karena Israel dibantu oleh Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Barat.  Akibat selalu kalah dalam perang, akhirnya satu-persatu negara Arab menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Akan tetapi, tanah-tanah Arab terus-menerus dicaplok, sehingga bangsa Palestina tersingkir dari tanah air mereka. Dalam keadaan yang amat menyedihkan itu, bangsa Palestina yang masih tersisa di Gaza yang mengalami blokade, bangkit melakukan perlawanan. Hamas menjadi pemimpin perlawanan untuk melawan Israel.

Perlawanan itu dibalas Israel dengan membombardir Gaza dari udara, laut dan darat, sehingga Gaza hancur. Sampai saat ini telah wafat lebih dari 41.600 orang. Dalam keadaan yang sangat memilukan hati, Hizbullah tampil membela Palestina. Begitu juga kelompok perlawanan di Yaman, Suriah, Irak dan Iran.

Zionis Israel yang dibela, dibantu dan didukung oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat, semakin brutal. Negara Zio membunuh para pemimpin Hamas seperti Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan para komandan perang.

Republik Islam Iran sebagai pemimpin perlawanan, pada 1 Oktober 2024 habis kesabarannya, sehingga menyerang Israel dalam dua gelombang yang menghantam berbagai sasaran militer di Israel.

Serangan Iran itu dijuluki sebagai "Operasi True Promise II".  Iran cukup sabar dan mampu melakukan pengendalian diri setelah 31 Juli 2024 rezim Zionis Israel membunuh Ismail Haniyeh, Kepala Biro politik Hamas di Teheran, dan beberapa hari lalu rezim Israel kembali membunuh Hassan Nasrallah, sekretaris jenderal Hizbullah dan komandan top Iran Top Iran.

Aksi militer Republik Islam Iran tersebut untuk membalas kebiadaban rezim Israel yang membunuh Ismail Haniyeh di Teheran, Hassan Nasrallah dan Jenderal Iran Abbas Nilforoushan di Beirut, Lebanon.

Jenderal Mohammad Bagheri, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran menegaskan jika rezim Zionis Israel menyerang balik Iran, maka Korps Penjaga Revolusi Islam siap untuk mengulangi serangan rudalnya dengan "intensitas berlipat ganda".

Perang Dunia lll

Pasca-Republik Islam Iran melancarkan serangan rudal ke wilayah Israel, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu murka dengan mengatakan serangan rudal besar-besaran Iran merupakan kesalahan besar. Netanyahu berjanji akan membuat Teheran membayarnya. Dia mengancam akan menyerang balik.

"Iran membuat kesalahan besar malam ini dan akan membayarnya," kata Netanyahu beberapa jam setelah serangan itu, dan memperingatkan: "Siapa pun yang menyerang kami, kami serang mereka (detikcom, Rabu, 02 Okt 2024 10:25 WIB).

Jika zionis Israel menyerang  balik Republik Islam Iran, maka negara itu akan menyerang kembali Israel. Maka dapat dipastikan akan terjadi perang besar-besaran di Timur Tengah. Pada saat yang sama Amerika Serikat, diperkirakan akan  terlibat dalam  perang besar untuk membantu negara Zionis Israel.

Hampir dipastikan China, Rusia, dan Korea Utara sebagai sekutu dekat Iran tidak akan membiarkan Republik Islam Iran hancur. Jika ini terjadi, maka perang dunia lll akan meletus.

Bisa Kalah

Besar dari sejarah, Zionis Israel yang dibantu Amerika Serikat bisa dikalahkan dalam perang Hamas versus Israel, didukung poros perlawanan yang dipimpin Republik Islam Iran.

Setidaknya dua contoh, pertama, perang antara Vietnam versus Amerika Serikat yang dimulai 1 November 1955–30 April 1975. Selama 19 tahun, 5 bulan, 4 minggu dan 1 hari). Perang ini dimenangkan oleh Vietnam Utara, yang ditandai dengan  mundurnya pasukan Amerika dari Indochina.

Kedua, perang antara Taliban melawan Amerika Serikat di Afganistan yang dimulai 7 Oktober 2001–30 Agu 2021. Perang ini dimenangkan oleh Taliban. Untuk menutup malu, dilakukan perundingan damai yang di media oleh Qatar. Pemerintah boneka Amerika Serikat yang dibentuk di Afganistan jatuh. Ini sebagai bukti kekalahan Amerika Serikat di Afganistan. Oleh karena itu, berdasarkan sejarah, saya yakin  zionis Israel yang menjajah Palestina cepat atau lambat akan kalah dalam perang Hamas versus Israel.


Berita Lainnya