Nasional

Waspadalah! Di Tiga Daerah Ini Siaga Cuaca Ekstrem

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
05 Juni 2024 13:00
Waspadalah! Di Tiga Daerah Ini Siaga Cuaca Ekstrem
Pejalan kaki melintas menggunakan payung saat hujan intensitas deras mengguyur Kemang, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Senin (3/6/2025) (ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

JAKARTA - Sebagian besar wilayah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang. Tiga daerah di antaranya bahkan telah ditetapkan berstatus siaga oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Dalam laman resmi BMKG yang dikutip di Jakarta, Rabu, ke-14 daerah yang berstatus waspada meliputi Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan analisa cuaca BMKG, Kalimantan Selatan berpotensi mengalami hujan lebat pada siang hingga sore hari di Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut. Hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat juga berpotensi terjadi pada malam hari di Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong, Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut.

Di Sulawesi Selatan, mayoritas wilayah berpotensi hujan ringan hingga sedang pada pagi hingga siang hari, dengan suhu 20-33 derajat Celsius dan kelembapan 65-95 persen. Sementara itu, Sulawesi Tenggara berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai guntur dan angin kencang pada pagi hingga dini hari di wilayah Konawe Utara, Konawe Selatan, Konawe Kepulauan, Kolaka Timur, Kolaka, dan Kolaka Utara.

Peringatan dini untuk waspada terhadap dampak hujan dengan intensitas sedang hingga deras juga dikeluarkan untuk Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Maluku, dan enam provinsi di Papua. Di wilayah DKI Jakarta, sebagian besar cuaca cerah hingga berawan pada pagi hingga dini hari, dengan kelembapan 60-100 persen pada malam hari, dan suhu 23-33 derajat Celsius.

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan bahwa timnya mendeteksi potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia masih tinggi setidaknya hingga bulan September, meskipun sudah memasuki musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa dinamika atmosfer yang masih aktif di wilayah Indonesia, seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby, Kelvin, hingga pola sirkulasi siklonik dan potensi pembentukan daerah belokan dan perlambatan angin.

Menurutnya, kondisi ini dapat menimbulkan dampak cuaca ekstrem berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, dan lain-lain, meskipun Indonesia mulai dilanda musim kemarau (Juni-September 2024). BMKG meminta masyarakat untuk selalu memperbarui informasi melalui kanal resmi infoBMKG dan menghindari berita hoaks yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. (ant)
 
 


Berita Lainnya