Nasional

Warning! Gunung Ibu Potensi Banjir Lahar Dingin

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
01 Juni 2024 08:00
Warning! Gunung Ibu Potensi Banjir Lahar Dingin
Kepala BNPB Suharyanto memimpin rapat koordinasi penanganan darurat bencana erupsi Gunung Ibu bersama Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan, Penjabat Gubernur Maluku Utara beserta jajaran pimpinan organisasi perangkat daerah setempat, di Kantor Bupati Halmahera Barat, Maluku Utara, Jumat (31/5/2024). ANTARA/HO-BNPB

JAKARTA - Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan adanya potensi bahaya bencana banjir lahar dingin di Gunung Ibu, Halmahera Barat, Maluku Utara, yang belum lama ini mengalami erupsi.

Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan hal tersebut dalam rapat koordinasi terkait penanganan darurat dampak erupsi Gunung Ibu di Kantor Bupati Halmahera Barat, Jumat (31/5/2024). Menurut Suharyanto, potensi bahaya ini terdeteksi berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dilaporkan kepada BNPB.

Analisis dari tim ahli BMKG menunjukkan adanya fenomena atmosfer berupa aktivitas ekuatorial Rossby yang dapat mempengaruhi wilayah Maluku Utara dengan potensi hujan berintensitas sedang hingga lebat dalam beberapa hari ke depan. Hujan tersebut berpotensi menggugurkan sisa material vulkanik seperti pasir dan bebatuan dari puncak atau lereng Gunung Ibu ke wilayah lembahan.

Kondisi ini harus diwaspadai, terutama karena laporan dari tim Badan Geologi Kementerian ESDM mengidentifikasi 13 titik rawan aliran lahar Gunung Ibu yang mengarah ke beberapa permukiman warga. "Tim ahli siap dikirim untuk mempertajam kajian risiko. Jika memang terdapat penumpukan material sisa erupsi, maka harus segera dibersihkan karena itu berbahaya," ujarnya.

Suharyanto menekankan potensi bahaya ini harus menjadi perhatian serius bagi warga yang tinggal dekat dengan Gunung Ibu. Dalam situasi seperti ini, masyarakat harus menaati arahan dari pemerintah. Ia juga mengingatkan agar tidak mengulang dampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat pada 11 Mei 2024, yang menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa. Banjir tersebut melanda empat kabupaten/kota di Sumatera Barat, menewaskan 62 orang dan 10 orang masih hilang.

"Kita jangan pula over estimate, tetapi ini harus. Hasil kajian dan analisa lapangan nantinya dapat digunakan sebagai langkah mitigasi dan kesiapsiagaan karena keselamatan masyarakat adalah hukum yang tertinggi," kata Suharyanto. (ant)
 
 


Berita Lainnya