JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Juri Ardiantoro, mengkritik cara komunikasi dan manuver politik kubu pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan kubu nomor urut 3 Ganjar-Mahfud yang diduga menjalin komunikasi secara formal dan informal.

Menurut Juri Ardiantoro, cara komunikasi dan manuver politik tersebut tidak selalu mencerminkan aspirasi masyarakat. "Kami yakin bahwa manuver para elit politik ini tidak selalu mencerminkan apa yang menjadi pilihan atau aspirasi masyarakat pada umumnya," ujar Juri saat jumpa pers di depan kediaman Prabowo, di Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu.

Meskipun demikian, Juri menegaskan cara komunikasi antara kubu Anies-Muhaimin dan kubu Ganjar-Mahfud adalah hal yang sah dalam kontestasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024. Dia juga menjelaskan bahwa Prabowo-Gibran terbuka untuk semua pihak, dengan fokus saat ini adalah mencari dukungan sebesar mungkin dari masyarakat.

"Pak Prabowo selalu menyampaikan pesan 'ya kita hormati masing-masing saja, kita tampilkan masing-masing secara baik di hadapan masyarakat nanti masyarakat yang akan menentukan'," ujar Juri.

Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengakui bahwa kubu Anies-Muhaimin dan kubu Ganjar-Mahfud telah menjalin komunikasi secara formal dan informal. Namun, keputusan untuk melebur antara Anies dan Ganjar akan dipikirkan setelah hari pemungutan suara Pilpres 2024 pada 14 Februari 2024, dengan alasan membangun bangsa harus dilakukan secara bergotong-royong.

KPU RI telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yaitu pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3. Masa kampanye berlangsung dari 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, dengan pemungutan suara pada 14 Februari 2024. (ant)