Laporan Haji 2024

Tantangan Haji 2024 Adalah Transportasi di Muzdalifah

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
13 Juni 2024 16:00
Tantangan Haji 2024 Adalah Transportasi di Muzdalifah
Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F Paulus saat memantau perkembangan ibadah haji.

JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk F. Paulus, menilai salah satu tantangan utama dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2024 adalah kebijakan baru terkait transportasi bagi para jemaah di Muzdalifah.

Menurutnya, kebijakan baru mengenai murur atau melintas di Muzdalifah yang diterapkan setelah kejadian tahun lalu menyebabkan jemaah mengalami kesulitan. "Bagaimana titik drop di Mina, siapa yang mengantar para lansia ke maktab masing-masing, dan bagaimana kendaraan harus keluar untuk tugas lain, semua ini perlu diatur dengan baik," kata Lodewijk dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Dia juga menyoroti pentingnya layanan yang ramah bagi lansia dalam pelaksanaan haji. Sejauh ini, sudah ada 20 kendaraan yang menggunakan hidrolik untuk memudahkan lansia naik ke kendaraan. "Ini langkah baik, namun masih banyak yang perlu diperhatikan, termasuk kebutuhan jemaah difabel," katanya.

Selama dua hari terakhir, tim pengawas DPR telah meninjau berbagai aspek penting seperti pemondokan, konsumsi, kesehatan, dan transportasi. Pemantauan tersebut bertujuan untuk memastikan kelancaran dan kenyamanan jemaah haji Indonesia di Tanah Suci. Menurutnya, Kementerian Agama perlu mempersiapkan segala sesuatunya secara matang untuk puncak ibadah haji. Ia menekankan kegagalan dalam pelaksanaan ini akan berdampak negatif pada berbagai pihak.

"Kami harapkan pelaksanaan haji berjalan aman, lancar, dan tertib sesuai harapan pemerintah, DPR, dan keluarga jemaah di Indonesia," ujarnya. Selain aspek operasional, dia juga menekankan potensi ekonomi dari pelaksanaan haji merupakan hal yang perlu diperhatikan. Dengan banyaknya jemaah Indonesia, dia berharap pelaksanaan ibadah haji dapat memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi Indonesia.

"Pendapatan bukan pajak diharapkan bisa meningkat. UMKM harus memenuhi standar tertentu agar bisa berpartisipasi, termasuk dalam penyediaan bahan pangan seperti sayuran dan beras," katanya. Untuk itu, dia menyarankan adanya perhitungan matang jika ingin membuka pemondokan untuk jemaah umrah di masa depan. Dia menilai bahwa pesawat dari Indonesia selalu penuh, yang menjadi pertanda ekonomi tanah air sudah bangkit.

"Jika ada yang menginap, harus ada perhitungan tertentu agar memberikan kontribusi ekonomi bagi Indonesia," katanya. (ant)


Berita Lainnya