Daerah

SADIS! Enam Guru dan Tenaga Kesehatan Dibakar Hidup-Hidup oleh Teroris OPM

Natalius Pigai Angkat Bicara

Redaksi — Satu Indonesia
24 Maret 2025 07:47
SADIS! Enam Guru dan Tenaga Kesehatan Dibakar Hidup-Hidup oleh Teroris OPM
Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai (Foto: Istimewa)

YAHUKIMO, PAPUA – Tragedi berdarah kembali mengguncang Papua. Kali ini, enam orang yang terdiri dari guru dan tenaga kesehatan dibakar hidup-hidup oleh kelompok bersenjata yang diduga merupakan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Yahukimo. Aksi biadab tersebut terjadi pada Jumat, 21 Maret 2025, dan langsung menuai kecaman dari berbagai pihak.

Menurut keterangan resmi pihak TNI, insiden tragis ini bermula ketika kelompok OPM menyerang Kampung Anggruk pada dini hari. Mereka menyasar bangunan sekolah dan rumah guru yang berada di sekitar area tersebut. Empat bangunan sekolah dan satu rumah guru dilaporkan hangus terbakar akibat serangan brutal tersebut.

Tak hanya membakar bangunan, para pelaku dengan kejam mengunci para guru dan tenaga kesehatan di dalam rumah sebelum membakar mereka hidup-hidup. Warga setempat yang berusaha menyelamatkan korban tidak mampu berbuat banyak karena ketakutan akan ancaman dari kelompok bersenjata itu. Suasana duka menyelimuti kampung tersebut, sementara keluarga korban dan warga sekitar merasa sangat terpukul dan trauma atas peristiwa mengenaskan itu.

Desakan Tegas untuk Pemerintah

Kejadian ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Natalius Pigai, seorang aktivis hak asasi manusia asal Papua. Pigai dengan tegas mengecam aksi tidak manusiawi tersebut dan mendesak pemerintah pusat untuk segera mengambil tindakan tegas. Menurutnya, insiden ini tidak bisa dianggap sepele dan harus ada langkah nyata dari Presiden Prabowo serta pihak keamanan untuk memastikan keamanan masyarakat sipil di Papua.

Pigai menambahkan bahwa kekerasan terhadap tenaga pendidik dan tenaga kesehatan adalah bentuk tindakan teror yang tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun. Ia meminta agar pemerintah segera mengirimkan pasukan tambahan ke daerah rawan konflik seperti Yahukimo guna melindungi warga sipil dan memastikan tidak ada lagi korban dari tindakan brutal kelompok bersenjata.

Rentetan Kekerasan di Papua

Peristiwa kekerasan di Papua bukanlah hal baru. Sebelumnya, pada pertengahan 2024, OPM juga melakukan aksi serupa dengan menyerang tenaga kesehatan di Distrik Amuma, Yahukimo, yang mengakibatkan lima orang tewas. Selain itu, beberapa bulan lalu, TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan seorang warga sipil di Dekai, Yahukimo, dengan dalih bahwa korban merupakan agen intelijen pemerintah.

Situasi ini semakin menambah kecemasan di kalangan masyarakat Papua, khususnya di wilayah Yahukimo yang kerap menjadi lokasi konflik. Aktivitas pendidikan dan pelayanan kesehatan lumpuh total, karena banyak guru dan tenaga medis memilih meninggalkan daerah tersebut demi keselamatan jiwa mereka.

Pemerintah Diminta Bertindak Cepat

Berbagai elemen masyarakat Papua mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi besar-besaran terhadap kebijakan keamanan di daerah konflik. Selain itu, diperlukan upaya dialog yang serius dengan berbagai pihak agar kekerasan yang terus berulang dapat dihentikan. Aparat keamanan juga didorong untuk melakukan patroli rutin dan memberikan perlindungan maksimal kepada warga sipil, khususnya tenaga kesehatan dan guru yang bertugas di daerah-daerah terpencil.

Para pemerhati hak asasi manusia mengingatkan bahwa kekerasan terhadap tenaga pendidik dan kesehatan akan memberikan dampak negatif yang lebih luas, terutama pada dunia pendidikan dan akses kesehatan bagi masyarakat Papua. Mereka juga menegaskan pentingnya kehadiran negara dalam melindungi setiap warganya tanpa pandang bulu. (mul)


 #PapuaBerdarah #TragediYahukimo #SavePapua #KekerasanPapua #OPM #NataliusPigai #TegakkanKeadilan #LindungiWargaSipil #StopKekerasan


Berita Lainnya