Pilkada 2024

Ridwan Kamil Ngaku Mundur Lawan Ahok di Pilgub DKI 2016 karena Takut Kualat

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
11 Oktober 2024 13:30
Ridwan Kamil Ngaku Mundur Lawan Ahok di Pilgub DKI 2016 karena Takut Kualat
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (kiri) dan Ridwan Kamil

JAKARTA - Calon gubernur Pilgub Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, mengungkapkan ia pernah ditawari untuk maju dalam Pilkada Jakarta 2016 saat masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Hal ini disampaikan Ridwan Kamil ketika berkunjung ke Kantor Praeses Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Distrik VIII Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2024.

"Pada 2016, ketika saya masih Wali Kota Bandung, ada tawaran untuk maju sebagai calon Gubernur DKI, saat itu melawan Pak Ahok," kata Ridwan Kamil. Saat itu, Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) adalah calon petahana setelah menggantikan Jokowi yang terpilih sebagai Presiden RI pada 2014.

Ridwan Kamil menjelaskan bahwa dirinya hanya diberi waktu hingga pukul 8 malam untuk memutuskan apakah akan maju sebagai calon gubernur Jakarta. Ia mengaku sangat antusias dan menerima dukungan dari teman-teman serta penasihat politiknya. Namun, ketika ia mengabari ibunya, jawabannya berbeda. "Ibu saya tidak setuju. Ibu bilang, 'Kamu belum selesai jadi Wali Kota Bandung, kamu harus menyelesaikan tugasmu. Mama tidak izinkan,'" ujar Ridwan Kamil.

Akhirnya, Ridwan Kamil memutuskan untuk menolak tawaran tersebut demi menghormati keinginan ibunya. Ia pun melaporkan keputusan tersebut kepada partai. "Daripada kualat, akhirnya saya ambil keputusan dengan berat hati, Pak. Saya lapor ke partai, mohon izin, 'Terima kasih atas tawarannya, tapi saya tidak bisa, saya akan lanjutkan dulu kepemimpinan di Bandung'. Waktu saya telepon ibu saya, ibu saya bilang gitu, sampai diakhiri dengan kalimat, 'Nanti urusan di Jakarta akan datang sendiri pada waktu yang tepat'. Itu 2016," tutur RK.

Setelah Ridwan Kamil menolak, partai-partai politik pun mencari calon lain, dan Anies Baswedan dipilih untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta. "Takdir Pak Anies jadi gubernur juga karena keputusan saya menolak. Jadi, ada rangkaian takdir yang menyertai perjalanan itu," tutup Ridwan Kamil. (dan)


Berita Lainnya