Pilkada 2024

Pertanyaan Ridwan Kamil Ini Bikin Panas ”Rano Karno”

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
28 Oktober 2024 08:00
Pertanyaan Ridwan Kamil Ini Bikin Panas ”Rano Karno”
Ridwan Kamil dalam debat pilgub 2 Jakarta.

JAKARTA - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK), mengajukan pertanyaan kepada Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jakarta nomor urut 3, Rano Karno, tentang penurunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Banten saat Rano menjabat. RK mempertanyakan alasan di balik penurunan tersebut selama periode 2012 hingga 2017.

"Dalam catatan saya, dari 2012 hingga 2017, IPM Banten bukannya stabil, malah turun 0,07. Apa kendala dan permasalahan yang menyebabkan hal ini terjadi?" tanya RK dalam debat kedua Pilgub Jakarta di Ancol, Jakarta Utara, Minggu (27/10/2024).

Menanggapi pertanyaan itu, Rano menjelaskan masalah koordinasi menjadi kendala utamanya, terutama karena kondisi di wilayah Lebak dan Pandeglang yang sulit untuk dikembangkan.

"Kang Emil mungkin pura-pura nggak tahu padahal dia tahu. Saya cuma jadi Gubernur Banten selama satu tahun. Dari 2012 sampai 2013 saya menjabat Wakil Gubernur, lalu 2013 hingga 2015 menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur, dan baru setahun penuh sebagai gubernur," jawab Rano. "Koordinasi di Banten memang sulit, karena ada dua Kapolda dan dua Pangdam di sana," lanjutnya.

Rano juga menyatakan rasa syukurnya atas dukungan pemerintah pusat, terutama dengan adanya sejumlah proyek nasional untuk membantu pembangunan Banten. Menurutnya, proyek-proyek tersebut penting untuk meningkatkan IPM, terutama di wilayah seperti Pandeglang dan Lebak yang masih tertinggal.

"Misalnya, Bandara Soekarno Hatta sekarang diakui sebagai bandara Banten, bukan Jakarta, dan Tol Serang-Panimbang juga diberikan kepada Provinsi Banten. Kami juga memiliki kawasan ekonomi khusus di Tanjung Lesung. Dengan dukungan ini, saya optimis Banten dapat mengejar IPM yang diharapkan," jelas Rano.

Menanggapi penjelasan tersebut, RK mengungkapkan pandangannya dengan membandingkan pengalamannya saat memimpin Jawa Barat, di mana IPM justru naik meski menghadapi kendala serupa. "Saya bertanya ini karena survei menunjukkan rakyat Jakarta membutuhkan pemimpin berpengalaman. Di Jawa Barat, saya juga punya situasi yang sama dengan dua pangdam dan dua kapolda, namun IPM justru naik," ujar RK.

RK menambahkan bahwa seharusnya seorang pemimpin tidak menyalahkan pihak lain atas ketidakberhasilan, melainkan fokus pada tanggung jawabnya. "Intinya, menjadi pemimpin itu tidak selalu mencari alasan atau menyalahkan pihak lain. Semoga nanti, jika terpilih, kita bisa fokus untuk membuat Jakarta lebih baik," tutup RK. (dan)

 

 

 

 

 

 


Berita Lainnya