Opini

Pernah Bangun Masjid, Tidak Percaya Bahlil Tenggak Miras

Oleh: Musni Umar, Sosiolog

Musni Umar — Satu Indonesia
25 Agustus 2024 21:21
Pernah Bangun Masjid, Tidak Percaya Bahlil Tenggak Miras
Musni Umar

JAKARTA - Sebagai sosiolog, akademisi dan senior dari Kawasan Timur Indonesia (KTI) saya merasa perlu merespons pernyataan Refly Harun dalam Podcast yang menyebut Bahlil minuman keras (miras) wiski (alkohol) yang harganya mencapai Rp38.572 000 di pasaran online. Selain  itu, ada media online yang meliris dugaan foto Bahlil sedang telepon. Dalam gambar terlihat adanya gelas, botol air mineral dan sebotol minuman keras di sampingnya.

Sehubungan itu, saya merasa perlu menyampaikan sanggahan bahwa saya tidak percaya Bahlil minum Alkohol (wiski) sebagaimana dikemukakan Refly Harun. Alasannya, pertama,   saya tidak yakin ada kader HMI apalagi tokoh HMI sekaliber Bahlil yang doyan minum wiski, karena minuman itu haram dan dilarang dalam Islam.

Kedua, latar belakang Bahlil dari rakyat  jelata.  Untuk membeli makanan saja sudah susah karena miskin, apalagi beli alkohol. Kecuali kalau  Bahlil sudah  terkontaminasi dengan hidup hedonis seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang kaya yang jauh dari agama. Sepanjang yang saya ketahui, Bahlil tokoh yang taat mengamalkan ajaran agama. Sebagai contoh, pada saat menjadi menteri Investasi/Kepala BKPM RI, dia bangun masjid yang cukup megah di lingkungan kementerian yang dia pimpin.

Ketiga, saya duga pemberitaan yang masif di media sosial untuk menghancurkan citra Bahlil sebagai Ketua Umum Golkar, Menteri, dan tokoh dari Kawasan Timur Indonesia. Sehingga tumbuh kebencian, antipati dan akhirnya dijadikan sebagai musuh bersama untuk mendepak Bahlil dari Ketua Umum Golkar melalui gugatan di Pengadilan Negeri tentang keabsahan hasil Munas Golkar yang dipimpinnya dan menyingkirkannya dari kabinet Prabowo-Gibran yang akan dibentuk.

Pesan dan Harapan ke Bahlil

Manusia itu tidak ada yang sempurna. Pasti ada sisi-sisi negatif dibalik kebaikannya. Begitu pula Bahlil, banyak kebaikannya dan pasti banyak pula kelemahannya.

Sebagai senior, sosiolog, akademisi dan tokoh dari Kawasan Timur Indonesia (KTI), saya merasa terpanggil untuk menyampaikan pesan dan harapan kepada Bahlil Lahadalia sebagai berikut. Pertama, sebagai Ketua Umum Golkar tempatkan semua tokoh terkemuka Golkar di tempat yang tinggi seperti Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Luhut Binsar Panjaitan, Akbar Tandjung, Agung Laksono dan lain-lain. Rangkul semua kader yang menjadi pengurus Golkar di era Erlangga Hartarto maupun kader yang diluar struktur kepengurusan Golkar.

Kedua, bangun kebersamaan, persatuan dan kesatuan. Mereka yang beroposisi sebaiknya diajak berdialog dan bermusyawarah serta dirangkul jangan mereka dijadikan sebagai musuh Seperti yang tengah menggugat hasil Munas Golkar di Pengadilan Negeri Jakarta.

Ketiga, sebagai tokoh politik dan tokoh terkemuka di Indonesia, sebaiknya penampilan di publik diusahakan prima, tidak menimbulkan penafsiran publik yang negatif. Begitu pula setiap pernyataan yang pasti dimuat media, sebaiknya diusahakan tidak menimbulkan kontroversi yang mengundang penafsiran publik dan  terjadi kegaduhan, karena bisa menurunkan citra positif sebagai tokoh dan pimpinan partai politik.

Keempat, sebagai tokoh dari Kawasan Timur Indonesia (KTI) sebaiknya berjuang lebih keras untuk memberi keadilan kepada masyarakat di kawasan tersebut yang masih jauh tertinggal tanpa mengabaikan masyarakat di kawasan lain di Indonesia yang juga masih tertinggal.

Kelima, sebagai Ketua Umum Golkar, tidak punya pilihan kecuali berjuang bersama kader-kader Golkar di legislatif dan eksekutif bersama pemerintah untuk mewujudkan tujuan Indonesia merdeka yaitu Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial".

Keenam, dalam usaha mewujudkan tujuan Indonesia merdeka, sebaiknya Golkar dan pemerintah ke depan memberi fokus tiga program utama untuk  meningkatkan kemajuan bangsa Indonesia guna mencapai Indonesia emas 2045 yaitu bidang Pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan mohon maaf kepada Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia yang juga Menteri ESDM karena menyampaikan pesan dan harapan sebagai partisipasi dalam upaya kita bersama memajukan seluruh rakyat Indonesia. (ant)


Berita Lainnya