Pilkada 2024
”Permainkan Janda” ketika Kampanye, Ridwan Kamil akhirnya Minta Maaf
JAKARTA - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK), menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya mengenai janda yang sempat menjadi perhatian publik. RK mengakui pilihan katanya dalam kampanye tersebut mungkin kurang tepat.
"Saya memohon maaf. Kadang-kadang dalam situasi kampanye yang penuh intensitas dan hingar-bingar, ucapan saya pendek-pendek, kurang elaboratif, dan mungkin diksinya kurang pas," ujar RK di Jakarta Selatan, Jumat (22/11/2024). RK menjelaskan ucapannya muncul saat ia memaparkan salah satu program kampanyenya, yaitu "kartu janda". Ia menyebut program tersebut sebagai aspirasi yang bisa diusulkan melalui gubernur atau anggota DPRD Jakarta, seperti Ali Lubis dari Fraksi Gerindra, yang saat itu mendampinginya.
Namun, RK menyadari penggunaan diksi tersebut menimbulkan reaksi publik. Ia berharap permohonan maafnya dapat diterima secara luas.
Pemberdayaan Perempuan
Juru Bicara RIDO, Angkie Yudistia, menegaskan RK dan pasangannya, Suswono, memiliki perhatian khusus pada pemberdayaan perempuan di Jakarta.
Salah satu fokus pasangan ini adalah meningkatkan akses perempuan terhadap pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Jika terpilih, mereka berencana menyediakan program pelatihan keterampilan khusus bagi perempuan, serta memberikan akses pembiayaan untuk UMKM yang dikelola oleh perempuan.
"Kami percaya bahwa perempuan adalah kunci untuk membangun Jakarta yang lebih inklusif dan sejahtera. Oleh karena itu, program RIDO akan fokus pada pemberdayaan perempuan di berbagai bidang," kata Angkie.
Polemik ”Janda Kaya” Suswono
Sebelumnya, calon wakil gubernur RK, Suswono, juga sempat memicu kontroversi dengan pernyataannya yang menyarankan janda kaya menikahi pria pengangguran sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan di Jakarta.
Dalam salah satu acara, ia bahkan mengangkat contoh Siti Khadijah yang menikahi Nabi Muhammad SAW. Pernyataan ini disampaikan Suswono saat membahas program "kartu anak yatim" dan menanggapi pertanyaan warga tentang kemungkinan adanya "kartu janda".
Namun, pernyataannya tersebut menuai kritik dan dianggap tidak bijaksana. Suswono kemudian meminta maaf dan mencabut pernyataan tersebut. "Saya menyadari bahwa pernyataan saya menimbulkan polemik. Atas hal itu, saya meminta maaf sekaligus mencabut pernyataan tersebut," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Senin (29/10/2024).
Suswono menegaskan ucapannya tersebut hanya bersifat guyonan dan tidak bermaksud menyinggung siapa pun, apalagi Rasulullah SAW. Ia juga mengakui bahwa candaan itu tidak pada tempatnya. "Saya sepenuhnya mengakui kesalahan saya. Meskipun guyonan tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan kepedulian kepada anak yatim, janda, dan pemuda di Jakarta, jelas itu tidak tepat," kata Suswono.
Ia menambahkan bahwa program RIDO tetap berkomitmen pada pemberdayaan kelompok lemah dan rentan, dan pernyataannya itu tidak mewakili program resmi mereka. (dan)