PADA 31 Januari 2025 pagi, saya antar istri di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI untuk mengikuti olahraga senam yang dilaksanakan oleh Jantung Sehat.

Seperti biasa, saya menggunakan  kesempatan untuk olahraga jalan kaki. Saya keluar dari Kemenpora lalu menyeberang jalan kaki ke kawasan Gelora Bung Karno (GBK) untuk olahraga jalan kaki.

Olahraga menurut saya, bukan lagi kebutuhan sekunder, tetapi sudah  merupakan kebutuhan primer yang amat penting dan perlu dilakukan secara rutin.

Olahraga jalan kaki adalah olahraga yang sangat murah dan meriah. Apalagi kalau olahraga jalan kaki di Gelora Bung Karno (GBK) cukup menyenangkan karena ramai yang berolahraga di pagi hari,  sore dan bahkan malam hari serta tersedia berbagai macam jajanan yang murah.

Cegah Jangan Sakit

Olahraga menurut saya sudah merupakan kebutuhan primer dan  sudah masuk kategori "wajib". 

Pertanyaannya, mengapa olahraga hukumnya wajib untuk saya dijalankan? 

Pertama, saya menyaksikan di sebuah rumah sakit pemerintah di Jakarta Selatan, pukul 06.00 pagi sudah berjubel orang sakit mau berobat. Ini pemandangan yang menyedihkan bagi saya, sehingga saya bertekad menjaga jangan sampai sakit.

Kedua, saya juga menyaksikan, betapa menderitanya orang yang sakit. Penderitaan tidak saja dirasakan oleh yang sakit, tetapi juga keluarga karena harus ikut menjaga dan merawat. Tidak jarang ikut tidur di Rumah Sakit, kalau yang sakit sudah opname. 

Ketiga, saya juga menyaksikan penderitaan mereka yang sakit dan tidak mempunyai uang. Mau minta tolong pada saudara atau teman, sekali mungkin ditolong-tidak mungkin terus-menerus.  Ada BPJS Kesehatan, tetapi tidak semua jenis penyakit ditanggung pembiayaannya oleh BPJS Kesehatan. 

Keempat, saya juga menyaksikan orang yang kaya,  tetapi sakit - tidak bisa menikmati kekayaannya yang melimpah.

Untuk menjaga agar tidak sakit, satu-satunya cara yang murah dan meriah berolahraga jalan kaki.  

Makan Ala Nabi Muhammad 

Kita harus menolong BPJS Kesehatan karena badan penyelenggara kesehatan itu sudah diambang kebangkrutan akibat banyaknya rakyat sakit yang setiap hari datang ke Pusat Kesehatan Masyarakat dan Rumah Sakit dengan menggunakan kartu (BPJS) Kesehatan, sehingga BPJS terancam bangkrut karena  mengalami defisit Rp 20 triliun pada tahun 2024.

Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufron mengatakan, utilisasi pelayanan kesehatan yang meningkat dari 252 ribu per hari beberapa tahun lalu menjadi 1,7 juta utilisasi per hari saat ini. Peningkatan ini dipicu oleh bertambahnya jumlah pasien yang datang ke fasilitas kesehatan menggunakan BPJS Kesehatan (CNBC Indonesia, Senin, 18/11/2024 07:25 WIB).

Untuk menyelamatkan BPJS Kesehatan dari kebangkrutan dan rakyat Indonesia dari sakit, tidak ada cara lain kecuali hidup sehat.  Untuk hidup sehat, berhenti merokok, olahraga jalan kaki tiap hari sekitar 30 menit, tidur teratur, makan ala Nabi Muhammad SAW "makan kalau lapar dan kalau makan tidak kenyang", banyak bersyukur, dan selalu berserah diri kepada Allah setelah berusaha mengatasi kesulitan hidup.

Dengan berolahraga secara rutin, banyak bersyukur, terus bersemangat  dalam hidup serta berusaha keras keluar dari masalah, insya Allah kita sehat. Kesehatan itu datangnya dari hati. Hati yang penuh syukur, pasrah kepada Allah, pikiran akan tenang dan damai, insya Allah  badan akan sehat.