Features

Nonton Atraksi "Wonderful Rutong" untuk Sambut Wisatawan di Ambon

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
13 Juni 2024 11:30
Nonton Atraksi "Wonderful Rutong" untuk Sambut Wisatawan di Ambon
Peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan ke-76 dan Sesdilu Internasional Melanesian Spearhead Group (MSG) ikut menari dansa tali pada kegiatan Wonderful Rutong, di Ambon, Rabu (12/6). ANTARA/ Penjna F Mayaut.

AMBON - Negeri Rutong di Kecamatan Leitimur Selatan, Ambon, Maluku, menyelenggarakan atraksi budaya bertajuk "Wonderful Rutong" untuk menyambut kunjungan peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) angkatan ke-76 dan Sesdilu Internasional Melanesian Spearhead Group (MSG).

"Wonderful Rutong menyuguhkan berbagai atraksi seni dan budaya kepada wisatawan mancanegara dan nusantara, termasuk tarian, musik tradisional, kunjungan ke ekowisata hutan sagu, makan patita (makan bersama), wisata pantai, dan pameran UMKM," kata Raja Negeri Rutong, Reza Valdo Maspaitella, di Ambon, Rabu.

Ratusan wisatawan yang hadir di Negeri Rutong menikmati berbagai atraksi budaya, dimulai dengan penyambutan tarian cakalele bulu ayam, tarian tradisional yang digunakan untuk menyambut tamu terhormat. Selanjutnya, wisatawan diiringi masuk ke dalam kain gandong, sehelai kain panjang berwarna putih yang merupakan simbol persaudaraan, biasanya dipakai dalam prosesi budaya di negeri-negeri adat Maluku.

Wisatawan dan tamu undangan kemudian dibawa masuk ke Baileo Negeri Rutong untuk mengikuti upacara adat, termasuk minum sopi, minuman tradisional Maluku, dan berpartisipasi dalam berbagai atraksi budaya. Selain peserta Sesdilu Angkatan ke-76 dan Sesdilu Internasional MSG, ratusan wisatawan lainnya menikmati beragam atraksi, seperti tarian sahureka-reka, katreji, dansa tali, dan kolaborasi musik jululele, totobuang, serta suling yang dibawakan oleh anak-anak Negeri Rutong.

Peserta Sesdilu dan MSG juga ikut menari sahureka-reka, di mana para pemuda memainkan enam batang sagu atau gaba-gaba, yang dibenturkan satu sama lain mengikuti bunyi tifa dan totobuang. Semakin cepat tifa berbunyi, semakin cepat pula gaba-gaba dimainkan.

Selain menikmati atraksi budaya, wisatawan juga diajak melihat ekowisata hutan sagu di Negeri Rutong yang masih dilestarikan hingga kini. Hutan sagu ini merupakan yang terbesar di Kota Ambon. Di hutan sagu, wisatawan dapat menyaksikan proses menghasilkan pati sagu, dimulai dari pemilihan pohon sagu yang layak tebang, pembersihan dan pemotongan batang sagu, hingga proses pukul sagu untuk mengeruk isi pohon sagu yang berwarna putih.

Setelah proses pukul sagu, daging sagu dibawa ke sahani atau wadah penyaring sagu menggunakan kamboti, wadah yang terbuat dari anyaman pelepah kelapa. Air perasan sagu kemudian mengalir keluar dari dalam goti, dan setelah goti penuh dengan pati sagu, dipindahkan ke dalam tumang atau tempat penyimpanan sagu. (ant)
 
 
4o


Berita Lainnya