Laporan Haji 2024

MUI Sarankan Jamaah Lansia Ikuti Skema Murur demi Keselamatan

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
13 Juni 2024 12:30
MUI Sarankan Jamaah Lansia Ikuti Skema Murur demi Keselamatan
Pengendara mobil melintas di Arafah, Makkah, Selasa (11/6/2024).

MAKKAH - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyarankan agar jemaah calon haji Indonesia yang lanjut usia dan berisiko tinggi mengikuti skema murur demi keselamatan diri.

"Saya pernah berhaji pada tahun 2008 dan 2019. Saat itu, Muzdalifah masih luas sehingga meskipun parkir bus sempit-sempit, tempatnya masih mampu menampung. Namun, sekarang banyak bangunan baru dan ada toilet yang dibangun di sini," ujar Anwar Abbas di Makkah, Arab Saudi, Rabu waktu setempat.

Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah calon haji tetap berada di atas bus saat melewati kawasan Muzdalifah, lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda di Mina.

Anwar Abbas menekankan pilihan mabit di Muzdalifah dengan skema murur adalah untuk menjaga keselamatan diri. "Ada alasan terkait kesulitan atau masyaqqah. Dalam maqashid syariah, ada konsep hifdzunnafs yang mempertimbangkan keselamatan jemaah," kata Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah tersebut.

Buya Anwar juga mendukung program murur yang disiapkan pemerintah, di mana jemaah lansia, jemaah dengan risiko tinggi, serta pendampingnya akan diberangkatkan dari Arafah langsung menuju Mina mulai pukul 19.00 atau tujuh malam. "Ini berarti sudah melewati malam, jadi saya kira sah. Malam dimulai dari terbenamnya matahari. Meski ada ulama yang menyatakan harus lewat jam 12 malam, situasi dan kondisinya tidak memungkinkan. Melihat luasnya tempat saat ini, saya punya kesimpulan bahwa ini memang tidak mungkin dilakukan," katanya.

Menurut catatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), area Muzdalifah yang diperuntukkan bagi jemaah calon haji Indonesia seluas 82.350 meter persegi. Pada tahun 2023, area ini ditempati sekitar 183.000 jemaah Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab. Sementara itu, sekitar 27.000 jemaah (9 maktab) menempati area Mina Jadid, sehingga setiap jemaah hanya mendapatkan ruang sekitar 0,45 meter persegi di Muzdalifah.

Pada tahun 2024, Mina Jadid tidak lagi ditempati oleh jemaah calon haji Indonesia, sehingga sebanyak 213.320 jemaah dan 2.747 petugas haji akan menempati seluruh area Muzdalifah. Namun, dengan adanya pembangunan toilet yang mengambil tempat seluas 20.000 meter persegi di Muzdalifah, ruang yang tersedia untuk setiap jemaah jika semuanya ditempatkan di Muzdalifah hanya sekitar 0,29 meter persegi.

Oleh karena itu, mabit di Muzdalifah dengan skema murur menjadi upaya pemerintah untuk mengurangi kepadatan di Muzdalifah. Pemerintah menargetkan 55 ribu jemaah calon haji Indonesia akan mengikuti skema murur ini. (ant)
 
 


Berita Lainnya