Kesehatan
Kenali Risiko Kolesterol Jahat, Begini Cara Cegahnya
JAKARTA - Kolesterol jahat atau low density lipoprotein (LDL) adalah ancaman bagi kesehatan masyarakat karena dapat memicu berbagai penyakit serius. LDL tinggi, dengan kadar lebih dari 250 mg/dL, mengandung lebih banyak lemak daripada protein, yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, stroke, dan diabetes melitus.
Gejala kolesterol jahat bisa bervariasi antara individu. Gejala umum meliputi kesemutan pada tangan dan kaki, nyeri dada, sakit kepala, mudah lelah, dan rasa kantuk yang membuat tubuh terasa lemah saat beraktivitas. Untuk menghindari kolesterol jahat, pola hidup sehat sangat penting, antara lain dengan:
Kurangi makanan tinggi lemak
Lemak dari produk olahan susu, mentega, dan daging yang tidak diolah dengan benar adalah penyebab utama kolesterol jahat tinggi. Mulailah mengurangi konsumsi makanan berlemak.
Sebagai gantinya, konsumsi makanan kaya serat, tinggi antioksidan, serta rendah gula dan kolesterol. "Contohnya seperti oatmeal, beras merah, sayuran, daging rendah lemak, biji-bijian, dan tanaman herbal yang memiliki antioksidan tinggi seperti curcumin," ujar dr. Doddy Rizqi Nugraha, Sp.PD. "Usahakan memasaknya dengan direbus atau dikukus, dan hindari menggoreng dengan minyak yang sudah dipakai berulang kali,” tambahnya.
Hindari rokok dan alkohol
Zat dalam alkohol dan rokok dapat menghambat pergerakan kolesterol ke hati, menyebabkan penumpukan pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Gunakan herbal penurun kolesterol
Selain menghindari pantangan, disarankan untuk memperbanyak asupan suplemen penurun kolesterol, seperti yang mengandung curcumin, senyawa aktif dalam temulawak yang ada pada Helmig’s Curcumin Tablet Forte. Curcumin, yang kaya antioksidan, telah terbukti dalam banyak penelitian mampu menurunkan kolesterol, meningkatkan high density lipoprotein (HDL, kolesterol baik), dan menurunkan LDL (kolesterol jahat).
Pertimbangkan juga suplemen penurun kolesterol yang telah terstandarisasi dan memiliki ORAC Score (Oxygen Radical Absorbance Capacity) yang tinggi, menunjukkan daya antioksidan yang besar. Curcumin juga berperan dalam menekan perkembangan sel kanker, menjaga kondisi tetap fit setelah kemoterapi, mencegah sembelit, sebagai anti-aging, obat hepatitis, serta membantu mencegah badai sitokin (respons imun tubuh yang berlebihan atau tidak tepat). (ant)