Kesehatan

Kenali Golden Hour, Pentingnya Penanganan Cepat Serangan Jantung

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
16 Juni 2024 12:30
Kenali Golden Hour, Pentingnya Penanganan Cepat Serangan Jantung
Dokter melakukan operasi jantung.

JAKARTA - Penyakit jantung menjadi penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia dan banyak menyerang kelompok usia produktif. Dalam pertemuan tahunan Persatuan Endokrinologi, Endo 2024, yang diadakan di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, ditemukan wanita di bawah usia 50 tahun yang mengalami obesitas selama lebih dari 10 tahun memiliki risiko terkena serangan jantung atau stroke hingga 60 persen lebih tinggi.

Untuk pria di bawah usia 65 tahun, risiko ini dapat meningkat hingga 57 persen, menurut Alexander Turchin, profesor kedokteran di Harvard Medical School di Boston. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Di Indonesia, kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai 651.481 orang per tahun.

Menurut data BPJS pada November 2023, biaya pelayanan kesehatan untuk penyakit jantung dan pembuluh darah menghabiskan hampir separuh dari total biaya kesehatan, sebesar Rp10,9 triliun dengan jumlah kasus mencapai 13.972.050 (Kemenkes, 2023).

Gaya hidup

Tingginya prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang. Perilaku tersebut merupakan kontributor utama terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) serta risiko henti jantung mendadak atau sudden cardiac death.

Penyakit ini sering terjadi secara mendadak dan berisiko fatal, namun gejalanya tidak khas sehingga sering diabaikan. Padahal, jika tidak segera ditangani, dapat menyebabkan kerusakan pada otot jantung hingga kematian. Pakar gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr. dr. Tan Shot Yen, mengatakan tidak ada makanan tertentu yang dikaitkan secara langsung dengan manfaat untuk penyakit jantung.

Jantung yang sehat adalah hasil dari pola makan dan gaya hidup sehat selama bertahun-tahun. "Terapkan gaya hidup sehat dengan olahraga teratur, konsumsi makanan yang sehat, serta hindari merokok," katanya. Mengonsumsi pangan yang diolah secara tradisional tanpa proses ultra sangat direkomendasikan, terutama olahan makanan tanpa digoreng dengan minyak.

Makanan ultra proses kini banyak beredar di pasaran, mulai dari susu formula, sereal, makanan bayi yang sudah terfortifikasi, es krim, cokelat, biskuit, mi instan, nugget, hingga sosis. Meski praktis, ekonomis, dan banyak digemari, makanan tersebut bisa menjadi penyebab obesitas, gangguan gizi pada anak, serta penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, atau sindroma metabolik.

Golden Hour

Waktu adalah aset berharga yang tidak bisa dibeli, namun sering kali kita lupa menghargainya, terutama dalam segmen kecil seperti 60 menit. Apa yang bisa dilakukan dalam 60 menit? Bagi penderita penyakit jantung, 60 menit adalah periode emas untuk melakukan tindakan yang dapat menyelamatkan hidup.

Periode 60-90 menit pertama setelah serangan jantung disebut sebagai "Golden Hour," kondisi darurat yang membutuhkan penanganan segera karena otot-otot jantung mulai mati akibat tidak mendapatkan suplai darah yang cukup. Penanganan medis pada pasien sebaiknya tidak melebihi enam jam, karena setelah itu, semua bagian jantung dapat mengalami kerusakan permanen yang berujung pada gagal jantung.

Penanganan serangan jantung yang cepat dan tepat sangat penting karena sebagian besar kasus kematian dan henti jantung terjadi ketika Golden Hour tidak ditangani dengan baik. "Bagi pasien penyakit jantung, penanganan serangan jantung memerlukan kecepatan dan ketepatan yang tinggi, itulah pentingnya sarana dan prasarana medis yang memadai dalam kondisi darurat ini," kata Dokter Pitono Yap, Direktur Bethsaida Hospital.

Teknologi medis yang canggih, tim medis yang andal, serta fasilitas medis yang memadai membantu dokter dalam membuat diagnosis yang lebih baik, efektif, dan efisien. Beberapa fasilitas kesehatan yang berperan penting dalam penanganan serangan jantung adalah Heart Attack Center, yang mencakup Unit Gawat Darurat (UGD) lengkap, Tim Medis Terlatih dan Siaga 24/7, Fasilitas dan Teknologi Kateterisasi Jantung, serta Layanan Ambulans dengan Peralatan Medis Darurat dan sistem informasi yang efisien untuk memastikan koordinasi yang baik antara tim medis di ambulans dan rumah sakit.

Ketersediaan sarana dan prasarana medis yang memadai bukan hanya tanggung jawab fasilitas kesehatan, tetapi juga memerlukan dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Investasi dalam peralatan medis canggih, pelatihan berkelanjutan bagi tenaga medis, dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penanganan cepat serangan jantung adalah kunci untuk mengurangi angka kematian akibat kondisi ini.

"Kita semua memiliki peran dalam memastikan tersedianya fasilitas dan layanan kesehatan yang memadai. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat, kita dapat meningkatkan kualitas penanganan serangan jantung dan menyelamatkan lebih banyak nyawa," kata Dr. Pitono.

Waktu adalah emas. Semakin cepat pasien dengan serangan jantung mendapatkan penanganan yang tepat, semakin besar kemungkinan untuk mengurangi kerusakan jantung dan menyelamatkan nyawa mereka. Golden Hour bukan hanya konsep yang terbatas pada kecelakaan fisik atau trauma. Dalam konteks serangan jantung, Golden Hour adalah waktu kritis di mana intervensi medis cepat dapat membuat perbedaan besar dalam prognosis pasien. Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran, aksesibilitas perawatan, dan respons cepat sangat penting dalam upaya mengurangi dampak serangan jantung dan menyelamatkan nyawa. (ant)


Berita Lainnya