Pilkada 2024

Fenomena Anies di Pilgub DKI 2024, Contoh Risiko Tokoh Tanpa Partai

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
28 Agustus 2024 14:00
Fenomena Anies di Pilgub DKI 2024, Contoh Risiko Tokoh Tanpa Partai
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (12/8/2024).

JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menyatakan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, telah ditinggalkan oleh semua partai politik dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.

Kesempatan terakhir bagi Anies untuk maju melalui PDI Perjuangan telah hilang. Partai berlambang banteng tersebut justru mendaftarkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno ke KPU DKI Jakarta pada hari ini.

"Jika Pramono Anung dan Rano Karno diusung oleh PDIP, berarti Anies tidak mendapat dukungan dari partai. Tidak ada partai yang mengusung Anies," ujar Ujang di Jakarta, Rabu.

Nama Anies sebelumnya santer disebut sebagai calon yang akan diusung oleh PDI Perjuangan dalam Pilkada Jakarta, terutama setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi terkait aturan ambang batas pencalonan yang baru.

Namun, dalam acara Pengumuman Bakal Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah (cakada) Gelombang Tiga di Kantor DPP PDI Perjuangan (PDIP), Menteng, Jakarta, Senin (26/8), nama Anies tidak disebutkan.

Ujang menjelaskan jika Partai Ummat dan Partai Buruh mengusung Anies dalam Pilkada Jakarta, mereka tidak akan memenuhi persyaratan ambang batas (threshold) pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi sebesar 7,5 persen.

"Jadi, Anies tampaknya ditinggalkan, tidak mendapatkan dukungan partai. Itulah konsekuensi bagi tokoh nonpartai," jelasnya. Menurut Ujang, ini adalah risiko yang dihadapi oleh tokoh nonpartai, di mana mereka dapat ditinggalkan oleh partai politik kapan saja.

"Saya melihatnya sebagai hal yang wajar, biasa saja jika partai politik lebih mengutamakan kader mereka sendiri," tambah Ujang. Ujang juga mengungkapkan kekhawatiran Anies mungkin tidak akan loyal kepada partai politik yang mengusungnya jika ia bukan kader dari partai tersebut.

"Tentu ada banyak pertimbangan yang dibuat oleh partai-partai tersebut sehingga mereka memilih untuk meninggalkan Anies," pungkasnya. Sebagai informasi, PKS, PKB, dan Partai NasDem secara resmi meninggalkan Anies Baswedan dan mengusung pasangan Ridwan Kamil-Suswono dalam Pilkada Jakarta 2024.

Pada Minggu (19/8), PKS dan PKB bersama Nasdem dan sembilan partai politik lainnya yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mendeklarasikan pasangan Ridwan Kamil-Suswono sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Jakarta. (ant)


Berita Lainnya