JAKARTA - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menerima laporan terkait transaksi mencurigakan yang dilakukan oleh sejumlah Daftar Calon Tetap (DCT) atau calon legislatif (caleg) menjelang Pemilu 2024 sepanjang tahun 2022-2023.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana, mengatakan total transaksi 100 DCT tersebut mencapai Rp51,47 triliun. Ivan juga mengungkap 100 DCT tersebut melakukan transaksi penyetoran dana lebih dari Rp500 juta, dengan total mencapai Rp21,7 triliun.

Selain itu, jumlah penarikan dari 100 DCT itu mencapai Rp34,01 triliun, dan mereka juga menerima pengiriman dana dari luar negeri senilai Rp7,74 triliun. Dalam transaksi tersebut, 100 DCT juga terlibat dalam pembelian barang senilai Rp592 triliun. Ivan menyampaikan bahwa transaksi pembelian barang ini secara tidak langsung terkait dengan upaya kampanye.

PPATK sebelumnya telah mencatat peningkatan transaksi mencurigakan sebesar 100 persen jelang Pemilu 2024. Peningkatan ini diduga terkait rekening khusus dana kampanye (RKDK), yang seharusnya memiliki aliran dana yang aktif untuk membiayai kegiatan kampanye.

Namun, PPATK menemukan RKDK untuk pembiayaan kegiatan kampanye politik cenderung flat atau tidak bergerak transaksinya. Semua analisis terkait Pemilu 2024 telah disampaikan oleh PPATK ke KPU dan Bawaslu. (dbs)