Olahraga
Atlet Skateboard Australia Peraih Medali Termuda di Olimpiade Paris
JAKARTA - Atlet skateboard Australia berusia 14 tahun, Arisa Trew, berhasil meraih medali emas di nomor taman putri Olimpiade Paris 2024, menjadikannya peraih emas termuda dalam sejarah negaranya. Trew, yang juga menjadi peraih medali termuda di Olimpiade Paris 2024, tampil gemilang dengan gaya berisiko tinggi dan kecepatan tinggi, mengenakan helm pink khasnya, untuk melompat ke peringkat teratas.
Medali perak diraih oleh atlet Jepang Cocona Hiraki, menambah koleksi medali peraknya setelah meraih perak juga di Olimpiade Tokyo 2020 ketika skateboard pertama kali diperkenalkan sebagai olahraga Olimpiade. Hiraki dikalahkan oleh Trew dalam putaran ketiga yang spektakuler, sementara Sky Brown dari Inggris, yang mengalami cedera, kembali meraih perunggu setelah sebelumnya finis di urutan ketiga di Olimpiade Tokyo tiga tahun lalu.
"Saya berpikir di putaran ketiga bahwa saya harus mendaratkannya apa pun yang terjadi, karena saya hanya ingin mengamankan posisi saya di podium," kata Trew, yang berada di posisi ketiga sebelum putaran terakhirnya, dikutip dari AFP, Rabu. Trew menjadi orang pertama yang berhasil melakukan 720 dalam kompetisi -- dua rotasi di udara. Ia juga berhasil melakukan 900 -- dua setengah rotasi dalam latihan pada Mei tahun ini, yang mendapat pujian dari legenda skateboard Tony Hawk.
Siswa sekolah menengah kelahiran Cairns tersebut sebelum Olimpiade mengatakan bahwa penonton harus menantikan penampilan 540 miliknya di taman Paris, yang ia lakukan dengan mudah di babak terakhirnya. Sementara itu, atlet skateboard Inggris berusia 16 tahun, Sky Brown, mengalami dislokasi bahu kurang dari dua pekan sebelum pertandingan dimulai. Meski demikian, ia tampil dengan semangat tinggi di babak penyisihan dan final, berhasil finis di urutan ketiga di keduanya.
"Tentu saja agak menakutkan jika terjatuh di bahu saya," kata Brown setelah pertandingan. "Saya benar-benar berjuang melewatinya dan memberikan yang terbaik." Brown mengatakan tingkat persaingan dalam olahraga skateboard putri meningkat tajam sejak Tokyo tiga tahun lalu, dan memuji peran Olimpiade dalam membantu menarik perhatian terhadap olahraga tersebut.
"Olahraga ini telah berkembang pesat, semakin banyak orang yang terlibat, semakin banyak skate park," ujar Brown. "Ini sangat baik untuk olahraga ini... Anda melihat para gadis dan meskipun masih ada pekerjaan yang harus dilakukan, kami pasti menutup kesenjangan gender. Saya pikir akan ada lebih banyak gadis yang akan bergabung dengan olahraga ini."
Jepang kembali mendominasi olahraga skateboard di Olimpiade Paris, setelah meraih tiga dari empat medali emas yang ditawarkan di Olimpiade Tokyo. Yuto Horigome dan Coco Yoshizawa dari Jepang berhasil meraih medali emas di nomor jalanan putra dan putri pekan lalu. Menariknya, selain Hiraki yang meraih perak, Trew dan Brown ternyata juga memiliki darah Jepang dari pihak ibu mereka.
Skateboard memulai debutnya sebagai olahraga Olimpiade di Tokyo dan dipertahankan untuk menjangkau audiens yang lebih muda. Cabang olahraga ini menampilkan dua nomor, yakni taman dan jalanan, di mana atlet dinilai berdasarkan tingkat kesulitan, kecepatan, dan jangkauan gerakan mereka. Nomor taman putri juga menampilkan Zheng Haohao yang berusia 11 tahun, atlet termuda yang pernah mewakili China di Olimpiade, sekaligus menjadi atlet termuda di Olimpiade Paris. Namun, ia gagal lolos ke final.
"Skateboard di Olimpiade tidak jauh berbeda dengan skateboard di lingkungan saya. Hanya lebih banyak penontonnya," ujar Zheng. (ant)