Pilkada 2024

Anies Akan Diusung PDIP, NasDem Ngaku Tidak Nyesal

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
26 Agustus 2024 12:30
Anies Akan Diusung PDIP, NasDem Ngaku Tidak Nyesal
Ketua SC Partai NasDem Willy Aditya menyampaikan keterangan saat konferensi pers menjelang pelaksanaan Kongres ke-III Partai NasDem di Jakarta, Jumat (23/8/2024).

JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya, dalam sela-sela acara Kongres III Partai NasDem di Jakarta pada Senin, menyatakan keputusan partainya untuk melepaskan dukungan kepada Anies Baswedan dan kemudian mendukung pasangan Ridwan Kamil - Suswono dalam Pilkada 2024 di Jakarta adalah sebuah pembelajaran yang mahal bagi Partai NasDem.

Meskipun demikian, Partai NasDem tetap teguh pada komitmennya untuk mendukung pasangan Ridwan Kamil (RK) dan Suswono dalam Pilkada Jakarta bersama koalisi besar KIM Plus. “Jika kita refleksikan, ini menjadi pembelajaran yang mahal bagi kami, dan hal ini juga akan menjadi salah satu topik yang dibahas dalam Kongres NasDem kali ini,” kata Willy Aditya saat menjawab pertanyaan wartawan terkait kemungkinan besar Anies Baswedan akan diusung oleh PDI Perjuangan dalam Pilkada Jakarta.

“Ada keputusan-keputusan strategis yang diambil dalam waktu yang cukup mepet. Sementara kami sebagai sebuah institusi selalu well-prepared. NasDem ini selalu memberikan rekomendasi paling awal,” ujar Willy. Sebelumnya, Partai NasDem bersama PKS sempat memberikan dukungan kepada Anies Baswedan untuk maju dalam Pilkada Jakarta. Namun, kedua partai tersebut kemudian menarik dukungannya dan memberikan rekomendasi kepada pasangan RK-Suswono.

Willy menegaskan tidak ada penyesalan dari Partai NasDem atas keputusan tersebut. “Tidak ada penyesalan. Ini adalah keputusan politik yang sudah diambil jauh sebelum putusan MK (Mahkamah Konstitusi) dikeluarkan,” ujarnya. Putusan MK yang dimaksud Willy adalah Putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 yang dibacakan pada Selasa (20/8). Dalam putusan tersebut, aturan ambang batas pencalonan kepala daerah tidak lagi 20 persen, tetapi turun menjadi minimal 7,5 persen hingga 10 persen.

“Nasi sudah menjadi bubur. Ini adalah kenyataan yang harus diterima, karena rekomendasi sudah keluar. Kita tidak bisa menarik kembali,” kata Willy. (ant)
 
 


Berita Lainnya