Pilkada 2024

Ada Pula yang Duetkan Anies dengan Prasetyo

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
24 Juli 2024 21:00
Ada Pula yang Duetkan Anies dengan Prasetyo
Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-jufri (kanan) bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kedua kanan), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kiri) dan mantan capres nomor urut 1 Anies Baswedan (kedua kiri) berfoto bersama saat milad ke-22 PKS di kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu (27/4/2024). Tasyakuran milad ke-22 PKS tersebut dihadiri sejumlah kader dan ketua umum partai politik.

JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Reza Hariyadi, menilai pasangan Anies Baswedan dan Prasetyo Edi Marsudi di Pilkada Jakarta 2024 merupakan kombinasi yang paling ideal dan mencerminkan pluralisme kota tersebut.

"Kolaborasi dengan Mas Pras dari PDIP ini adalah pilihan terbaik. Dua kutub mainstream dapat bersatu di Jakarta yang dikenal dengan pluralisme dan keberagamannya," ujar Reza dalam keterangannya di Jakarta, Rabu. Reza berpendapat jika Anies dipasangkan dengan Sohibul Iman atau kader PKS lainnya, hal tersebut tidak akan mencerminkan keberagaman Jakarta, karena keduanya memiliki latar belakang yang identik dengan Islam.

Dia menilai bahwa kombinasi PKB, PDIP, dan NasDem merupakan pilihan politik yang baik untuk Jakarta. Berpasangan dengan Prasetyo Edi Marsudi dianggap ideal karena Prasetyo adalah kader PDIP dan telah menjabat sebagai Ketua DPRD DKI Jakarta selama dua periode. "Ini adalah modal penting untuk membangun Jakarta ke depan. Anies memiliki pengalaman sebagai gubernur Jakarta, sementara Mas Pras, sebagai Ketua DPRD, tentunya memahami seluk beluk Jakarta," jelas Reza.

Dekan Fakultas Administrasi Negara Universitas Krisnadwipayana (Unkris) ini juga menyebut bahwa pasangan Anies-Prasetyo bisa saling melengkapi dalam menjalankan program pembangunan di Jakarta. "Mas Pras memiliki kemampuan berkomunikasi lintas partai dan dengan ASN di Pemprov Jakarta dengan baik, serta memahami kultur birokrasi," tambahnya.

Reza mengungkapkan bahwa Prasetyo memiliki kemampuan komunikasi politik yang baik di DPRD, sementara Anies mengerti cara menyelesaikan masalah di eksekutif. Kombinasi ini dianggap sangat lengkap, baik dari segi partai maupun pengalaman.

Dalam konteks partai, kombinasi ini juga cukup kuat. PDIP merupakan pemenang kedua, NasDem pemenang keempat, dan PKB berada di urutan keenam, dengan masing-masing partai memiliki kantong suara yang signifikan. "Tugas selanjutnya adalah meningkatkan komunikasi lintas partai secara efektif. Jika pasangan ini terwujud, mereka memiliki potensi besar untuk menang secara signifikan dan mungkin dalam satu putaran," ujarnya.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menambahkan meski Anies Baswedan pernah menjadi rival, pihaknya kini berdialog dengan mantan gubernur DKI Jakarta tersebut. "Anies pernah menjadi lawan kita, tetapi sekarang kami berdialog dengan Pak Anies karena PDI Perjuangan berupaya menyatukan," ujar Hasto di Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/7/2024).

Saat ini, Anies Baswedan didukung oleh tiga partai politik untuk Pilkada DKI Jakarta, yaitu PKB, PKS, dan NasDem. PKS juga telah memutuskan untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Sohibul Iman sebagai calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2024. (ant)
 
 


Berita Lainnya