Kesehatan

Waspadai Konsumsi Air Permukaan Picu Penyakit Kanker

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
25 Juli 2024 15:30
Waspadai Konsumsi Air Permukaan Picu Penyakit Kanker
Ilustrasi air minum.

KLATEN - Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Diana Sunardi, MGizi, SpGK(K), menyatakan mengonsumsi air permukaan rentan memicu berbagai penyakit, mulai dari lambung hingga kanker.

"Air permukaan mudah terkontaminasi. Dulu kita mengenal diare sebagai akibatnya, namun penelitian terbaru menunjukkan pengaruhnya jauh lebih luas, termasuk risiko terhadap stunting dan kanker," ujar Diana di Klaten, Jawa Tengah. Diana menjelaskan air permukaan mudah terkontaminasi oleh logam berat seperti timbal dan kadmium, yang dapat meningkatkan risiko kanker. Selain itu, kuman Helicobacter pylori, yang sering ditemukan pada penderita penyakit lambung, lebih banyak dijumpai pada orang yang mengonsumsi air tanah atau air sungai.

Air yang tidak sehat juga dapat menyebabkan stunting atau pertumbuhan anak yang terhambat. Diana mengatakan bahwa studi menunjukkan konsumsi air berkualitas, seperti air kemasan galon, lebih baik dalam menjaga keseimbangan bakteri baik dan jahat di saluran cerna anak-anak dibandingkan dengan air sumur. Anak-anak yang sering mengonsumsi air berkualitas cenderung memiliki kesehatan saluran cerna yang lebih baik, sehingga penyerapan makanan mereka lebih optimal.

"Jika saluran cerna tidak sehat, penyerapan makanan kurang baik. Jadi, meski diberi makanan sebanyak apapun, anak tersebut tidak akan bertambah tinggi," jelas Diana. Dosen Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, Dr.rer.nat. Ir. Heru Hendrayana, menyatakan bahwa air permukaan rentan terkontaminasi oleh berbagai aktivitas manusia seperti limbah dan septic tank, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Air berkualitas baik berasal dari sumber air di lapisan bawah yang menyerap mineral dari batuan selama puluhan hingga ratusan tahun.

"Air bawah permukaan terlindungi oleh lapisan batuan yang memberikan mineral kepada air selama aliran bertahun-tahun. Mineral ini larut dalam air, sehingga air tersebut mengandung mineral," kata Heru. Lebih lanjut, Heru mengatakan bahwa air berkualitas baik berasal dari daerah gunung berapi atau vulkanik. Batuan vulkanik muda, yang terbentuk dari aktivitas gunung api, menyediakan air yang kaya mineral dan berkualitas baik.

"Gunung api menghasilkan batuan muda yang meskipun berusia ratusan tahun, tetap menyegarkan. Daerah vulkanik muda menghasilkan air berkualitas baik karena terjebak dan mengalir lama," tambahnya. Heru juga merupakan Ketua Dewan Pembina Yayasan Aliansi Wali Sumber Daya Air Indonesia. (ant)
 
 


Berita Lainnya