Laporan Gaza
Uni Eropa Desak Israel dan Hamas Terima Proposal Gencatan Senjata Biden
ATHENS - Uni Eropa mendesak Israel dan Hamas untuk menerima proposal gencatan senjata di Gaza yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
"Uni Eropa sepenuhnya mendukung peta jalan komprehensif yang disampaikan oleh Presiden Biden yang akan mengarah pada gencatan senjata abadi di Gaza, pembebasan semua sandera, dan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza," kata pernyataan Uni Eropa, seperti dilaporkan oleh Anadolu, Rabu.
Uni Eropa menyoroti situasi kemanusiaan yang sangat buruk di Gaza, dengan menekankan bahwa terlalu banyak nyawa warga sipil yang hilang. Oleh karena itu, Uni Eropa menyatakan bahwa gencatan senjata yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk menjamin perlindungan warga sipil dan pembebasan semua sandera tanpa syarat.
"Keselamatan dan kesejahteraan para sandera menjadi prioritas, dan aliran bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke Gaza harus ditingkatkan sehubungan dengan krisis kemanusiaan yang semakin parah," kata Uni Eropa. Uni Eropa menegaskan bahwa perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah adalah demi kepentingan kedua bangsa, kawasan secara keseluruhan, serta kepentingan global.
Dengan latar belakang tersebut, Uni Eropa menyatakan siap berkontribusi dalam menghidupkan kembali proses politik untuk perdamaian abadi dan berkelanjutan berdasarkan solusi dua negara. Uni Eropa juga menyatakan akan mendukung upaya internasional yang terkoordinasi untuk membangun kembali Gaza.
Proposal yang disampaikan oleh Biden pada Jumat lalu ini, memetakan perjanjian tiga fase yang akan mencapai puncaknya dengan proses beberapa tahun. Tiga fase tersebut ditujukan untuk membangun kembali daerah kantong pantai yang rusak parah serta pemulangan semua sandera yang hidup maupun yang telah meninggal yang ditahan di Gaza.
Fase pertama akan dimulai dengan gencatan senjata selama enam minggu, saat para sandera Israel yang ditahan di Gaza akan dibebaskan, termasuk perempuan, orang lanjut usia, dan yang terluka. Pembebasan ini akan dilakukan sebagai imbalan atas pembebasan para tahanan Palestina, yang menurut Biden akan berjumlah ratusan.
Kemudian, pasukan Israel juga akan mundur dari daerah yang oleh pejabat senior pemerintahan Biden disebut "padat penduduk". Jenazah beberapa sandera yang tewas juga akan dikembalikan dan para warga sipil Palestina akan diizinkan kembali ke rumah dan lingkungan di seluruh Gaza.
Pengiriman bantuan kemanusiaan juga akan meningkat tajam hingga mencapai 600 truk per hari, menurut Biden. Para perunding akan berupaya mengatasi permasalahan yang belum terselesaikan selama enam minggu tahap pertama, termasuk rasio tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan sandera Israel.
Proposal tersebut mencakup bahasa yang memungkinkan gencatan senjata diperpanjang sebelum tahap kedua dimulai, selama perundingan terus berlanjut. Rasio pertukaran tahanan merupakan isu penting karena pada tahap kedua semua sandera yang masih hidup akan dibebaskan, termasuk semua personel militer pria Israel. Pasukan Israel juga akan mundur sepenuhnya dari Gaza.
Fase terakhir mencakup pelaksanaan rekonstruksi Gaza, yang diperkirakan memakan waktu hingga lima tahun, dan pengembalian sisa sandera yang ditahan di Gaza. (ant)