Daerah
TNI AL Incar Bos Penyelundup Benih Lobster ke Luar Negeri
JAKARTA - Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Palembang telah menggagalkan dua upaya penyelundupan benih bening lobster (BBL) ke luar negeri dalam dua pekan terakhir. Komandan Lanal Palembang, Kolonel Laut (P) Sandy Kurniawan, mencurigai adanya dalang yang membiayai aksi penyelundupan ini.
Kolonel Sandy Kurniawan menjelaskan bahwa nilai benur yang diselundupkan bisa mencapai belasan hingga puluhan miliar rupiah per pengiriman. Ia menduga para penyelundup yang ditangkap hanya kaki tangan dari aktor intelektual di balik penyelundupan ini. “Para terduga yang kami tangkap ini ibaratnya seperti jaringan terputus. Mereka hanya warga lokal yang ditugaskan untuk menyeberangkan benur. Namun, melihat potensi kerugian negara yang cukup besar, kami menduga ada yang mendanai aksi ini,” kata Kolonel Sandy saat jumpa pers di Markas Komando Pangkalan Utama TNI AL (Mako Lantamal) III Jakarta, Kamis.
Saat ini, tim fleet one quick response (F1QR) Lanal Palembang sedang memeriksa dan mendalami keterangan dari para penyelundup. Informasi ini akan digunakan untuk mengembangkan kasus dan mencegah upaya penyelundupan benur di masa depan. Sandy meyakini penyelundupan ini dilakukan sesuai musim panen benur. “Kami yakin ini ada musimnya. Ketika benur sudah dipanen, mereka segera melakukan pengiriman. Durasi waktunya pendek. Jika ada indikasi penyelundupan di wilayah Sumatera Selatan dan Jambi, kami akan berupaya untuk menggagalkannya,” jelasnya.
Sumatera Selatan dan Jambi sering dijadikan pusat transit benur yang akan diselundupkan ke Singapura sebelum diekspor ke Vietnam. Lokasinya yang dekat dengan Singapura, hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam, membuatnya ideal sebagai hub terakhir sebelum pengiriman ke luar negeri. Tim gabungan F1QR Lanal Palembang berhasil menggagalkan dua aksi penyelundupan benur tujuan Singapura di Banyuasin, Sumatera Selatan pada 2 Mei 2024, dan di Tanjung Jabung Timur, Jambi pada 10 Mei 2024. Nilai benur yang diselundupkan masing-masing sebesar Rp15 miliar dan Rp46,8 miliar. Pada 10 Mei, tim menyelamatkan 277.800 ekor benih bening lobster, sementara pada 2 Mei menyelamatkan 99.648 ekor.
Untuk menghitung potensi kerugian negara, Kementerian Kelautan dan Perikanan memperkirakan nilai komoditas dan aset per ekor benur. Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Media dan Komunikasi Publik, Doni Ismanto, menjelaskan bahwa di Vietnam, harga benih bening lobster per ekor mencapai 1–2 dolar AS atau sekitar Rp15.000–Rp30.000. Sementara itu, Harga Perkiraan Ikan (HPI) untuk per ekor benur adalah Rp150.000. Jika dihitung dari nilai HPI, potensi kerugian negara dari dua kasus ini hampir mencapai Rp50 miliar. (ant)