Opini
Tidak Boleh Berkaitan Yahudi: Nasaruddin Umar Harus Segera Lengser
Oleh: Musni Umar, Sosiolog, Jubir Alumni PTIQ
JAKARTA - Dalam silaturahmi terbatas alumni Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) di kediaman Ketua Ikatan Alumni PTIQ Dr. Jazilul Fawaid, akademisi Dr. KH. Ahmad Munif mengemukakan bahwa PTIQ tidak boleh berkaitan dengan Yahudi. Dia mengemukakan hal tersebut karena Prof Dr Nasaruddin Umar, rektor Universitas PTIQ diduga keras telah berkolaborasi dengan organisasi Yahudi di Amerika Serikat dengan dalih dialog antaragama.
Ada yang memberitahu bahwa Nasaruddin Umar hampir setiap tahun mendapat scholarship untuk mengikuti dialog antaragama di Amerika Serikat yang dibiayai oleh American Jewish Committee (AJC). Lembaga ini juga yang menfasilitasi lima kader NU untuk mengunjungi Israel dan bertemu dengan Benyamin Netanyahu, PM Israel serta tokoh lain untuk berkunjung ke negara Yahudi itu.
Rekam jejak zionis Yahudi di Indonesia semakin terkuak setelah 5 kader NU heboh karena berkunjung ke Israel dan adanya rencana seminar "interfaith" di Masjid Istiqlal yang bertema 'Relations Among Abrahamic Religious Communities in History and Today" dengan pembicara Direktur American Jewish Committee (AJW) Dr. Ari Gordon. Acara ini dibatalkan karena protes keras dari berbagai kalangan terutama umat Islam.
Hubungan erat Prof Nasaruddin Umar dengan organisasi Yahudi di Amerika Serikat yang menjadi pendukung dan sponsor zionis Israel, pernah diceritakan kepada saya oleh Prof Dr Masykuri Abdillah, MA, Staf Khusus Wakil Presiden RI., tetapi saya tidak ingin mengungkap ke media hal-hal yang diungkap itu.
Yang pasti, hubungan organisasi Yahudi dengan para tokoh Indonesia sudah terjalin lama. Motifnya untuk kepentingan politik dan ekonomi. Motif politik sangat banyak, di antaranya untuk melemahkan dukungan bangsa Indonesia terhadap rakyat Palestina. Selain itu, bangsa Indonesia tidak menganggap pendudukan Israel sebagai penjajahan di tanah Palestina, dan yang lebih penting agar dilakukan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Palestina.
Di samping itu, motif hubungan organisasi Yahudi dengan para tokoh Indonesia seperti Nasaruddin Umar adalah untuk kepentingan ekonomi. Media memberitakan produk-produk Israel yang diimpor ke Indonesia rupanya mengalami lonjakan tajam pada awal tahun ini, meski Indonesia hingga kini mengecam keras sikap brutal Israel terhadap Palestina. (Republika.co.id., Senin , 01 Jul 2024, 16:53 WIB).
Agen Yahudi Harus Disingkirkan
Kekejaman zionis Israel terhadap rakyat Palestina tidak bisa dimaafkan. Sebagai bangsa yang beradab, Indonesia tidak bisa menolerir kebiadaban Israel terhadap rakyat Palestina. Negara zionis Israel itu, telah membunuh anak-anak, ibu-ibu dan mereka yang tidak berdosa. Sampai saat ini tidak kurang 41 ribu jiwa rakyat Palestina telah dibunuh oleh Israel. Belum yang mengalami luka-luka dan cacat.
Oleh karena itu, siapa pun yang menjadi agen Yahudi dari bangsa Indonesia harus dilengserkan karena politik luar negeri Indonesia menolak penjajahan di atas dunia karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Sedangkan zionis Israel yang didukung oleh organisasi Yahudi di Amerika Serikat adalah penjajah tanah Palestina.