Sepakbola

Semangat Pantang Menyerah Pantai Gading jadi "Happy Ending"  

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
12 Februari 2024 12:30
Semangat Pantang Menyerah Pantai Gading jadi "Happy Ending"  
Pemain Pantai Gading Max-Alain Gradel mengankat trofi Piala Afrika di podium juara setelah Pantai Gading menjuarai Piala Afrika 2022 usai menaklukkan Nigeria 2-1 dalam final di Alassane Ouattara Olympic Stadium di Ebimpe, Abidjan, pada 11 Februari 2024. (AFP/FRANCK FIFE)

JAKARTA - Ketekunan dan semangat pantang menyerah yang mendampingi keterampilan dan solidaritas akhirnya membawa Pantai Gading untuk mengubah kemustahilan menjadi kenyataan, dengan meraih gelar juara Piala Afrika 2023 setelah mengalahkan tim tangguh Nigeria dalam pertandingan final dini hari tadi.

Kisah perjalanan Si Gajah ini bisa diibaratkan sebagai dongeng yang mengagumkan, mengingat awal yang penuh kesulitan di mana mereka hampir tersingkir dari kompetisi. Namun, akhirnya, mereka menutup turnamen dengan manis dengan mengangkat trofi juara.

Pada fase grup, mereka menderita kekalahan telak 0-4 dari Guinea Ekuatorial, diikuti dengan kekalahan tipis 0-1 dari Nigeria. Kondisi tersebut membuat seluruh negeri di Afrika bagian barat, yang merupakan tempat kelahiran banyak bintang sepak bola, merasakan kekecewaan yang mendalam. Namun, berkat hasil imbang Mozambik melawan Ghana, Pantai Gading berhasil lolos ke babak 16 besar sebagai salah satu tim peringkat ketiga terbaik, menggeser Ghana.

Permainan Pantai Gading kemudian berubah secara drastis, didorong oleh semangat dan keyakinan tinggi yang ditanamkan oleh pelatih sementara, Emerse Fae, kepada para pemainnya. Mentalitas bertarung yang kuat dan semangat yang tinggi membawa mereka melalui serangkaian pertandingan hingga meraih trofi kontinental ketiga mereka, setelah sebelumnya meraihnya pada tahun 1992 dan 2015.

Peran penting Franck Kassie dalam menjaga semangat tim tak bisa diabaikan, begitu pula kontribusi besar Sebastien Haller dan Simon Adingra. Kedua pemain ini memberikan ancaman konstan bagi pertahanan lawan dan menciptakan peluang-peluang berbahaya, termasuk gol penentu dalam pertandingan final.

Keberhasilan Pantai Gading ini juga menyoroti peran penting pemain-pemain diaspora dalam sepak bola Afrika. Haller, yang lahir dan besar di Eropa, adalah contoh nyata dari pemain diaspora yang mengangkat prestasi timnasnya. Kehadiran pemain-pemain seperti Haller tidak hanya meningkatkan kualitas sepak bola Afrika, tetapi juga menarik minat global terhadap turnamen seperti Piala Afrika.

Dengan penonton global yang semakin tertarik pada Piala Afrika, turnamen ini menjadi semakin menarik dengan segala dramanya. Kemenangan Pantai Gading tidak hanya membawa kegembiraan bagi negara tersebut, tetapi juga menambah daya tarik dan popularitas Piala Afrika di mata penonton di seluruh dunia. (ant)
 
 
 


Berita Lainnya