Internasional
Profil Claudia Sheinbaum, Presiden Perempuan Pertama Meksiko
JAKARTA - Rakyat Meksiko baru saja menyelesaikan pemilihan presiden dan anggota parlemen dalam pemilu 2024 yang berlangsung pada Ahad (2/6/2024).
Hasil penghitungan suara awal yang diterbitkan oleh Institut Pemilihan Umum Nasional (INE) menunjukkan bahwa calon presiden dari partai berkuasa Morena (Gerakan Regenerasi Nasional), Claudia Sheinbaum, mendapatkan suara terbanyak dengan 58 persen suara. Dengan hasil awal ini, Sheinbaum diprediksi akan menjadi penerus mentornya, Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, pada 1 Oktober 2024.
Kemenangan Sheinbaum menjadikan Meksiko akhirnya memiliki presiden wanita pertama dalam 200 tahun sejarah negara di Benua Amerika tersebut. Sheinbaum, yang lahir di Mexico City pada 24 Juni 1962, berasal dari keluarga akademisi. Ibunya, Annie Pardo Cemo, adalah ahli biologi dan profesor di Universitas Otonom Nasional Meksiko, dan ayahnya, Carlos Sheinbaum Yoselevitz, adalah insinyur kimia.
Sheinbaum meraih gelar sarjana dari jurusan fisika di Universitas Otonom Nasional Meksiko pada 1989. Ia kemudian meraih gelar magister pada tahun 1994 dan doktor teknik energi pada tahun 1995. Mengikuti jejak ibunya, Sheinbaum mulai mengajar di almamaternya pada tahun 1995. Ia menjadi bagian dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2007 dan menulis tentang mitigasi perubahan iklim untuk badan tersebut.
Karir politik Sheinbaum dimulai ketika ia ditunjuk sebagai penanggung jawab bidang lingkungan Mexico City oleh Wali Kota Andres Manuel Lopez Obrador pada tahun 2000. Ia meninggalkan karirnya di universitas dan menjabat hingga tahun 2006 sebelum kembali ke kampus. Sheinbaum kemudian kembali ke dunia politik dengan menjabat sebagai Wali Kota Tlalpan, sebuah kota di wilayah Mexico City, dari tahun 2015 hingga 2017.
Karirnya di pemerintahan daerah berlanjut saat ia terpilih sebagai Kepala Pemerintahan (setara gubernur) Mexico City pada 2018, menjadikannya wanita pertama yang memimpin ibu kota Meksiko. Sheinbaum mengemban jabatan tersebut hingga 2023, saat ia mengundurkan diri untuk maju di Pemilihan Presiden 2024, mengikuti jejak langkah mentornya, Presiden Lopez Obrador.
Berdasarkan hitung cepat, Sheinbaum meraih lebih dari 58 persen suara, mengalahkan calon-calon lain, yakni Xochitl Galvez Ruiz yang mendapat sekitar 26,6-28,6 persen suara dan Jorge Alvares Maynes yang mendapat 9,9-10,8 persen suara.
Sistem Program Hasil Pemilu Awal (PREP) yang dioperasikan INE memungkinkan masyarakat Meksiko mengetahui secara langsung perkembangan hasil pemilu berdasarkan penghitungan suara yang dilaporkan petugas TPS, juga mengindikasikan kemenangan Sheinbaum dengan 59 persen suara.
Meski demikian, INE baru akan memulai penghitungan suara final berdasarkan distrik pada 5 Juni, sebelum menyatakan presiden terpilih secara resmi. Kemenangan Sheinbaum menunjukkan bahwa pemilih Meksiko menghendaki kelanjutan dari kebijakan yang dimulai oleh Presiden Lopez Obrador, yang sama-sama berasal dari Partai Morena yang berhaluan kiri.
Pasal 83 Konstitusi Meksiko menyatakan masa jabatan seorang presiden adalah enam tahun dan tidak boleh dipilih kembali setelahnya.
Pemilu kali ini juga menjadi bersejarah karena untuk pertama kalinya calon presiden dari dua koalisi utamanya adalah perempuan.
Disambut Dunia
Kemenangan Sheinbaum disambut hangat oleh para pemimpin dunia, khususnya dari negara-negara serumpun di Amerika Latin. Sheinbaum menjadi perempuan kedelapan yang memimpin sebuah negara di Amerika Latin. Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan ucapan selamat kepada Sheinbaum melalui X (Twitter), Senin (3/6), berharap kerja sama dan persahabatan dengan Meksiko untuk kebaikan rakyat kedua negara dapat terus berlanjut di bawah kepemimpinan Sheinbaum.
Presiden Honduras Xiomara Castro, sebagai sesama pemimpin perempuan, turut menyambut kemenangan Sheinbaum. Castro menyatakan keinginannya untuk memperkuat kerja sama guna mewujudkan persatuan di kawasan Amerika Latin dan Karibia. Presiden Kolombia Gustavo Petro menyebut terpilihnya Sheinbaum, yang memiliki aliran politik progresif, sebagai kemenangan bagi rakyat Meksiko dan demokrasi di negara tersebut.
Presiden Bolivia Luis Arce menyatakan kemenangan Sheinbaum sebagai presiden wanita pertama Meksiko adalah kemenangan atas demokrasi, perdamaian, dan kekuatan politik progresif di Amerika Latin. "Kami menyampaikan kegembiraan kami, bukan hanya atas keberlanjutan program progresif yang dipimpin Presiden Lopez Obrador, tetapi juga karena program tersebut kini akan dipimpin oleh seorang wanita hebat," kata Arce dalam pernyataannya di X.
Dalam ucapan terima kasih yang disampaikannya melalui media sosial, Sheinbaum mengatakan bahwa dirinya juga menerima ucapan selamat dari Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, serta Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) Luis Almagro.
Namun, lawannya di pemilihan presiden, Xochitl Galvez Ruiz, meragukan hasil hitung awal yang disampaikan INE. Dalam pernyataannya di media sosial, ia mengingatkan adanya potensi kecurangan pemilu. "Suaranya sudah ada. Jangan biarkan mereka menyembunyikan suara kita," ucap Galvez Ruiz.
Meski demikian, Sheinbaum sudah menyampaikan pidato kemenangannya, menegaskan bahwa kemenangannya bukan hanya miliknya, tetapi juga milik seluruh kaum wanita di Meksiko. "Saya sudah katakan dari awal bahwa ini bukanlah soal saya meraih kursi kepresidenan, tetapi soal kita semua yang berhasil sampai ke sini," kata Sheinbaum. (ant)