Kesehatan

Polusi Udara Tinggi, Penting Konsumsi Makanan Kaya Antiokisdan

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
22 Juli 2024 15:30
Polusi Udara Tinggi, Penting Konsumsi Makanan Kaya Antiokisdan
Ilustrasi makanan mengandung antioksidan tinggi.

JAKARTA - Pakar gizi klinik Dr. Raissa E. Djuanda, MGizi, SpGK, AIFO-K, menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi makanan dan minuman kaya antioksidan guna melawan radikal bebas yang dapat merusak sel dan jaringan tubuh serta berkontribusi terhadap penyakit kronis.

Radikal bebas dapat menyebabkan stres oksidatif, yakni ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas yang berlebihan dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya, yang dapat menyebabkan kerusakan DNA, penurunan imunitas, kesehatan tulang, dan risiko penyakit jantung. "Oleh karena itu, sangat penting untuk menjalani pola hidup sehat sejak dini dan mengonsumsi makanan serta minuman yang kaya antioksidan,” ujar Dr. Raissa di Jakarta, Senin.

Antioksidan adalah molekul yang melawan radikal bebas dalam tubuh. Sebenarnya, tubuh manusia memiliki sistem pertahanan antioksidan sendiri untuk mengimbangi radikal bebas agar tidak menyebabkan kerusakan seperti penyakit kronis. Antioksidan banyak ditemukan dalam makanan seperti sayuran, buah-buahan, makanan yang mengandung vitamin C, dan susu. Beberapa makanan yang diketahui mengandung antioksidan antara lain apel, tomat, alpukat, stroberi, jamur, kacang-kacangan, kentang, minyak zaitun, kale, buncis, dan bayam.

Raissa menjelaskan jika tubuh kekurangan antioksidan, maka untuk menyeimbangkan jumlah radikal bebas yang diproduksi, tubuh akan mengalami stres oksidatif. Ketika ini terjadi, radikal bebas bereaksi dengan molekul lain dalam tubuh, menyebabkan kerusakan pada berbagai sel dan jaringan.

Menurut Dr. Raissa, yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah dan Rumah Sakit MMC Jakarta, fokus pada pola makan sehat yang mengandung antioksidan, mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral, mengelola stres dengan baik, dan menghindari paparan zat perusak dapat menjadi langkah untuk melawan radikal bebas.

Director of Adult and Specialized Nutrition KALBE Nutritionals, Robertus Parulian Purba, mengingatkan paparan radikal bebas tidak terlepas dari keseharian masyarakat aktif, seperti asap rokok, polusi, paparan sinar ultraviolet dari matahari, serta makanan cepat saji atau makanan tidak sehat.

Pada Senin pagi ini, kualitas udara di Kota Jakarta tercatat tidak sehat bagi kelompok sensitif. Laman IQAir mencatat kualitas udara Jakarta berada pada angka 135 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 49,5 mikrogram per meter kubik, atau 9,9 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

PM 2,5 merupakan partikel berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron yang ditemukan di udara termasuk debu, asap, dan jelaga. Paparan partikel ini dalam jangka panjang dikaitkan dengan kematian dini, terutama pada orang yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru kronis. (ant)
 
 


Berita Lainnya