Kesehatan

Ortu Wajib Waspada! Kenali Gejala Awal Diabetes pada Anak

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
23 Juli 2024 14:00
Ortu Wajib Waspada! Kenali Gejala Awal Diabetes pada Anak
Ilustrasi seorang anak tengah meminum susu. Orang tua perlu teliti dalam memilih susu, karena tidak semua susu baik untuk dikonsumsi oleh anak, karena apabila susu yang diminum mengandung gula yang tinggi maka ditakutkan justru menjadi salah satu penyebab diabetes melitus.

JAKARTA - Dokter anak sekaligus Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso Sp.A(K), menyatakan sebanyak 75 dari 100 orang, baik anak-anak maupun dewasa, tidak menyadari mereka menderita diabetes.

"Sangat penting bagi orang tua untuk mengenali gejala diabetes pada anak dengan memahami trias diabetes yaitu polidipsi (sering minum), poliuri (sering kencing), dan polifagia (sering lapar). Gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 sebenarnya sama, anak-anak sering minum, sering kencing, dan sering lapar. Orang tua harus waspada jika anak-anak sering minum, sering kencing, dan selalu lapar, apalagi jika mereka selalu ingin minum yang manis. Ini adalah gejala diabetes," kata Piprim di Jakarta.

Ia menjelaskan kurangnya edukasi tentang diabetes pada anak menyebabkan anak datang berobat dalam kondisi yang sudah parah atau bahkan dalam fase koma. Dengan memahami tiga gejala diabetes sejak dini, orang tua bisa segera mengenali gejala tersebut dan mencari bantuan dokter anak secepatnya.

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini juga menekankan pentingnya skrining yang tepat untuk memberikan pengobatan yang sesuai dengan kondisi medis anak. Pemeriksaan biasanya dilakukan dengan melihat kadar C-peptide untuk memeriksa produksi insulin. Jika anak menderita diabetes tipe 1, kadar C-peptide akan menunjukkan negatif insulin yang berarti harus ditambah dengan suntikan insulin. Namun, pada anak diabetes tipe 2, kadar C-peptidenya akan menunjukkan positif insulin tetapi mereka harus mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

"Skrining awal sangat penting karena pengobatannya berbeda. Jika ada yang terkena diabetes dengan kadar gula darah tinggi, harus segera dipastikan apakah itu tipe 1 atau tipe 2, karena tatalaksananya sangat berbeda. Jika tipe 1, harus diberikan insulin seumur hidup," kata Piprim. Ia menambahkan, diabetes tipe 1 pada anak paling sering baru diketahui setelah anak berusia 10 tahun atau saat usia sekolah. Deteksi dini bisa dilakukan dengan melakukan medical check up pada anak, termasuk pengecekan gula darah yang masih jarang dilakukan. Piprim mengatakan medical check up juga penting untuk memantau berbagai penyakit yang dicurigai orang tua jika ada sesuatu yang berbeda dari biasanya pada anak.

Beberapa kondisi yang disarankan untuk melakukan medical check up pada anak antara lain jika anak sangat kurus, lebih pendek dibandingkan teman seusianya, ada perbedaan aktivitas seperti sering sesak dan kurang aktif. Dalam kasus ini, disarankan untuk konsultasi ke dokter anak supaya mendapatkan panduan check up yang tepat.

"Jika orang tua ingin melakukan medical check up biasa, boleh saja, tetapi disarankan untuk konsultasi ke dokter terlebih dahulu agar lebih terarah. Pemeriksaan yang spesifik akan lebih efektif dan tidak terlalu mahal," kata Piprim. Namun, jika anak tidak menunjukkan keluhan yang berbeda, pertumbuhan dan perkembangan anak bisa dipantau secara mandiri melalui buku KIA atau aplikasi Primaku dari IDAI. Pertumbuhan anak yang baik bisa dipantau melalui penambahan berat badan dan tinggi badan, serta memantau perkembangan kecerdasan dan kemampuan anak. Selama tumbuh kembangnya sesuai dengan milestone anak, Piprim menyatakan bahwa medical check up tidak terlalu diperlukan. (ant)
 
 


Berita Lainnya