Kesehatan

Ortu Jangan Egois! Asap Rokok dan Polusi Udara Rusak Tumbuh Kembang Anak

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
28 Juni 2024 12:30
Ortu Jangan Egois! Asap Rokok dan Polusi Udara Rusak Tumbuh Kembang Anak
Masjid Istiqlal yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat (21/6/2024).

JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti tingginya polusi udara di Jakarta yang membawa dampak buruk terhadap tumbuh kembang anak-anak.

“Polusi udara di kota-kota besar termasuk Jakarta sangat memprihatinkan. Udara yang seharusnya bersih untuk dihirup dan memenuhi paru-paru setiap individu, terutama anak-anak, harus bersih,” kata Dokter Spesialis Penyakit Tropik Anak IDAI, Dr. Ari Prayitno, Sp.A (K), di Jakarta.

Ari menyayangkan kualitas udara di Jakarta yang memburuk, menyebabkan munculnya banyak partikel berbahaya dan meningkatkan risiko berbagai penyakit. “Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan infeksi lain yang disebabkan oleh mikroorganisme asing seperti virus atau bakteri lebih mudah terjadi saat udara kering dan berpolusi tinggi,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa infeksi akan semakin parah jika orang yang tinggal di daerah tersebut memiliki penyakit penyerta seperti asma. Kondisi kesehatan juga dapat memburuk jika ada anggota keluarga yang merokok atau rutin memasak dalam ruangan tanpa ventilasi yang baik.

“Ini tugas kita bersama karena jika polusi tidak diatasi, kesehatan paru-paru kita, terutama anak-anak, akan memburuk. Paru-paru anak-anak kita masih dalam tahap tumbuh dan berkembang, sehingga polusi akan berdampak luas pada mereka,” kata Ari, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi Pengurus Pusat IDAI.

Selain itu, Ari mengatakan polusi udara secara tidak langsung juga menjadi salah satu penyebab anak terkena stunting. Kualitas udara yang buruk akibat polusi membuat anak-anak rentan jatuh sakit, yang berdampak pada minat mereka untuk mengonsumsi makanan.

Akibatnya, asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh berkurang drastis dan menyebabkan anak kekurangan gizi kronis. “Apalagi jika penyakit infeksi terjadi secara kronis, anak-anak akan semakin sakit. Jadi secara tidak langsung ada hubungannya, anak-anak yang tinggal di daerah dengan polusi tinggi lebih mudah mengalami stunting dibandingkan dengan daerah yang udaranya bersih,” kata Ari.

Menurut laman IQAir yang diperbarui pada pukul 15.00 WIB hari ini, tingkat polusi udara di Jakarta tercatat dalam kategori sedang. IQAir mencatat indeks polusi udara Jakarta berada pada poin 69 dengan tingkat konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 19 mikrogram per meter kubik, yang menunjukkan 3,8 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan Badan Kesehatan Dunia (WHO). (ant)
 
 


Berita Lainnya