Makan Makan
Nikmati Hidangan Khas Korea di "Giant Bibimbap Show"
JAKARTA - Perayaan Chuseok merupakan salah satu hari besar tradisional Korea yang identik dengan kebersamaan keluarga. Di momen ini, rasa syukur dan kemakmuran dirayakan dengan berbagai hidangan khas dari Korea.
Lotte Mart Gandaria City di Jakarta Selatan menghadirkan kemeriahan Chuseok ke Indonesia melalui acara "Giant Bibimbap Show", yang menawarkan pengalaman kuliner kepada warga Jakarta. Bibimbap, makanan tradisional Korea yang terdiri dari nasi, sayuran, dan daging, disajikan dalam porsi besar dan dibagikan gratis kepada pengunjung.
Kim Tae Hoon, Presiden Direktur LOTTE Mart Indonesia, menjelaskan bahwa bibimbap dipilih karena melambangkan harmoni, dengan berbagai bahan yang bersatu menjadi satu hidangan, mencerminkan nilai kerukunan yang juga relevan dengan budaya Indonesia.
Dalam acara Giant Bibimbap Show, para pengunjung diajak untuk berpartisipasi dengan mencampur bibimbap secara bersama-sama. Kim Tae Hoon menyebut bahwa kegiatan ini merupakan cara yang baik untuk merayakan Chuseok di Indonesia, di mana kebersamaan tercermin melalui makanan yang menyimbolkan persatuan.
Selain Bibimbap Show, pengunjung juga dapat menikmati berbagai produk asli Korea, seperti Chuseok Premium Pear, Songpyeon (kue beras khas Chuseok), Kimchi Jeon (pancake kimchi), hingga barbeque khas Korea seperti beef bulgogi dan samgyeopsal. Berbagai makanan jalanan dan camilan Korea yang digemari masyarakat Indonesia juga turut hadir di festival ini.
Di Korea, makanan-makanan khas seperti songpyeon dan galbi biasa dinikmati bersama keluarga saat Chuseok. Kim Tae Hoon berharap pengalaman kuliner ini juga bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia, serta orang Korea yang tinggal di Jakarta, agar mereka dapat merayakan Chuseok dengan cita rasa autentik.
Festival ini juga memperkenalkan Yorieda Kitchen, zona makanan di Lotte Mart yang menawarkan pengalaman kuliner Korea. Sejak dibuka pada Januari, Yorieda Kitchen telah menarik lebih dari 300.000 pengunjung dengan menu populer seperti kimbap dan dakgangjeong.
Pengunjung merasa terkesan dengan beragam makanan khas Korea yang disajikan. Salah satu pengunjung, Anita, mengatakan, "Seru banget, tadi saya ikut mencampur Bibimbap raksasa, ada juga kimbap, sate, dan jajanan viral dari Korea, seperti bungopang."
Festival Chuseok di Lotte Mart tidak hanya memperkenalkan kuliner Korea, tetapi juga mempererat hubungan budaya antara Korea dan Indonesia. Lotte Mart berharap dapat terus menyelenggarakan acara budaya serupa di masa depan.
Bagi yang ingin menikmati kuliner Korea dan merayakan Chuseok, festival ini berlangsung hingga akhir bulan dengan berbagai produk dan makanan yang dapat dinikmati oleh semua kalangan.
Perayaan Tradisi Korea
Chuseok, salah satu perayaan terbesar di Korea, bukan hanya menjadi ajang berkumpul keluarga, tetapi juga simbol rasa syukur atas panen raya dan persiapan menghadapi musim dingin. Menurut Afriadi, pengamat budaya dan dosen di Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Universitas Indonesia, Chuseok berlangsung pada pertengahan musim gugur, saat petani Korea bersiap menghadapi musim panen sebelum datangnya musim dingin.
Afriadi menjelaskan bahwa Chuseok merupakan puncak dari perayaan panen, di mana masyarakat Korea merayakan hasil dari masa tanam selama musim semi dan musim panas. Pada masa ini, para petani memulai proses pengolahan hasil panen, seperti mengeringkan biji-bijian, membuat kimchi, serta memasak berbagai hidangan tradisional.
Meskipun zaman telah berubah, esensi Chuseok sebagai perayaan keluarga dan budaya agraris tetap terjaga. Dahulu, keluarga besar yang tinggal berdekatan akan bersama-sama menyiapkan hidangan dan kue untuk festival, namun kini, dengan semakin banyak orang tinggal di perkotaan, Chuseok menjadi momen penting untuk pulang kampung dan berkumpul dengan keluarga.
Chuseok juga memiliki elemen spiritual, di mana masyarakat Korea memberikan persembahan kepada leluhur sebagai bentuk penghormatan. Hal ini menambah dimensi keagamaan dan tradisi dalam perayaan Chuseok.
Afriadi juga mengaitkan Chuseok dengan festival panen di budaya lain, seperti Mooncake Festival atau Mid-Autumn Festival yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa, termasuk di Indonesia. Kedua festival ini dirayakan pada waktu yang sama dalam kalender Imlek, saat bulan purnama mencapai puncaknya.
Di Indonesia, tradisi panen juga dirayakan dalam budaya lokal, seperti Seren Taun di masyarakat adat Ciptagelar. Walaupun bentuk dan ritualnya berbeda, esensi dari rasa syukur atas panen dan persiapan untuk musim mendatang tetap sama.
Sementara itu, pengamat budaya dan dosen di FIB Universitas Indonesia, Dr. Rostineu, menjelaskan bahwa Chuseok tidak memiliki persamaan langsung dengan tradisi di Indonesia. Namun, selamatan atau syukuran yang dilakukan di Indonesia, meskipun sering dilaksanakan secara lebih luas oleh masyarakat desa, memiliki esensi yang mirip dalam hal rasa syukur dan kebersamaan. (ant)