Kesehatan

Metode Deteksi Kanker Payudara Mandiri SADARI

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
05 Oktober 2024 12:00
Metode Deteksi Kanker Payudara Mandiri SADARI
Ilustrasi pita solidaritas terhadap pasien kanker payudara

JAKARTA - Mayoritas kasus kanker payudara di Indonesia baru terdeteksi pada stadium lanjut, padahal deteksi dini bisa meningkatkan peluang kesembuhan. Salah satu metode deteksi dini yang penting adalah SADARI (Periksa Payudara Sendiri), kata Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, dr. Iskandar, Sp.B.Subsp. Onk(K).

"Metode ini sangat krusial, terutama bagi wanita yang berisiko tinggi, karena memungkinkan mereka mengenali perubahan pada payudara sejak dini," ujarnya dalam acara penyuluhan kanker payudara yang diadakan oleh CHARM dan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) di Balai Komando, Jakarta Timur, pada Rabu.

Langkah pertama dalam melakukan SADARI adalah memilih waktu yang tepat, seperti setelah mandi atau saat berdiri di depan cermin. Perhatikan payudara di cermin dan cek apakah ada perubahan dalam bentuk, ukuran, atau kondisi kulit, seperti kemerahan atau penebalan. Selanjutnya, lakukan pemeriksaan dengan meraba payudara menggunakan jari-jari tangan. Mulailah dari bagian luar payudara dan secara perlahan bergerak menuju puting susu. "Perhatikan apakah ada benjolan, sesuatu yang keras, batasnya tegas, atau terasa lengket. Benjolan kecil biasanya bisa bergerak, tetapi jika sudah lengket dan tidak bergeser saat disentuh, kemungkinan itu adalah tanda keganasan," jelas Iskandar.

Pastikan untuk memeriksa seluruh area, termasuk ketiak, karena jaringan payudara meluas hingga ke sana. Jika menemukan benjolan, rasa nyeri, atau keluarnya cairan abnormal dari puting, segeralah berkonsultasi dengan tenaga medis. "Lakukan SADARI sekitar 7-10 hari setelah hari pertama menstruasi," tambah Iskandar.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Linda Agum Gumelar, juga mengingatkan bahwa benjolan atau kelainan pada payudara bisa dirasakan di area atas payudara, seperti dua jari di bawah tulang selangka. "Sering kali orang hanya meraba bagian payudara yang menonjol, padahal payudara juga mencakup area bawah ketiak dan sekitarnya," ungkapnya.

Melakukan SADARI secara rutin, idealnya setiap bulan, akan membantu seseorang lebih familiar dengan kondisi payudaranya. Jika menemukan hal yang mencurigakan, Iskandar dan Linda menekankan pentingnya segera memeriksakan diri ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

SADARI adalah langkah awal deteksi mandiri. Namun, pemeriksaan medis secara berkala, seperti mammografi, juga penting, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara. Berdasarkan jurnal dari Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, lebih dari 80 persen penderita kanker payudara di Indonesia mengalami keterlambatan dalam melakukan pemeriksaan awal ke fasilitas kesehatan. (dan)


Berita Lainnya