Sepakbola

Lupakan Olimpiade, Timnas Indonesia Sebaiknya Fokus ke Piala Dunia 2026

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
10 Mei 2024 08:00
Lupakan Olimpiade, Timnas Indonesia Sebaiknya Fokus ke Piala Dunia 2026
Para pemain timnas Indonesia U23 setelah kalah dari Guinea dalam pertandingan playoff Olimpiade antara Indonesia dan Guinea di Clairefontaine-en-Yvelines, Paris, pada 9 Mei 2024.

JAKARTA - ​ Timnas Indonesia U23 menghadapi Guinea yang ternyata tidak lebih bagus dari tim-tim Asia yang mengalahkan Indonesia dalam Piala Asia U23 2024. Meski gawang mereka sudah dibobol lawan sejak menit ke-29, tim tetap tampil gagah berani nan pantang menyerah.

Kekuatan mereka pincang karena sebagian pemain andalan absen, termasuk Justin Hubner dan kapten tim Rizky Ridho yang terkena larangan bermain akibat kartu merah pada laga semifinal Piala Asia U23 2024 melawan Uzbekistan.

Meskipun demikian, mereka gagal mengantarkan sepak bola Indonesia tampil kembali dalam Olimpiade sejak 1956. Namun, Garuda Muda telah memberikan teladan dan menancapkan tonggak untuk tampil dalam kompetisi level atas. Dua atau empat tahun ke depan, mereka bisa menjadi jauh lebih kuat.

Mencapai semifinal Piala Asia U23 dalam kesempatan pertama mengikuti turnamen itu adalah pengalaman langka yang hanya tim-tim besar yang bisa melakukannya. Bahkan Uzbekistan, yang baru tahun ini lolos ke Olimpiade, pun mengalami perjalanan panjang sebelum bisa merasakan atmosfer Olimpiade setelah menjadi runner-up pada Piala Asia U23 2024.

Perjalanan Garuda Muda melewati ekspektasi semua orang dengan mencapai semifinal Piala Asia U23 adalah pencapaian bersejarah. Witan Sulaeman dan kawan-kawan tiba-tiba memikul beban berat untuk menjadi tim sepak bola Indonesia pertama sejak 1956 yang bertanding dalam arena Olimpiade.

Meskipun kalah dari Uzbekistan pada semifinal dan dari Irak dalam laga perebutan tempat ketiga, serta dari Guinea pada playoff tiket Olimpiade Paris, mereka tetap bertarung penuh wira dan percaya diri.

Selama Piala Asia U23, Garuda Muda tak pernah kebobolan lebih dari dua gol dan menciptakan delapan gol ke gawang empat dari enam tim yang mereka hadapi selama turnamen itu. Mereka juga menjadi tim yang lebih menguasai jalannya permainan saat melawan Irak dan Guinea.

Strategi pelatih Shin Tae-yong dan PSSI dalam melibatkan pemain-pemain keturunan Indonesia yang bermain di luar negeri yang dinaturalisasi terbukti berhasil. Program naturalisasi ini harus terus dilanjutkan untuk membentuk timnas sepak bola yang bisa melangkah sampai jauh ke putaran final Piala Dunia.

Kegagalan merebut tiket Olimpiade harus memperkuat semangat untuk mencapai putaran final Piala Dunia, yang bisa dimulai dari Piala Dunia 2026. Panggung Olimpiade memang besar, tapi Piala Dunia FIFA jauh lebih besar dan bergengsi. Semua pemain sepak bola profesional ingin tampil di sana.

Keberhasilan Garuda belakangan ini membuat Indonesia masuk daftar negara yang dilihat pemain-pemain sebagai gerbang menuju panggung Piala Dunia. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Maka dari itu, rangkaian menuju Piala Dunia 2026 menjadi peluang untuk menguatkan fondasi timnas yang siap berbicara banyak dalam segala turnamen, khususnya Piala Asia, Olimpiade, dan Piala Dunia berikutnya. (ant)
 
 
 
 
 


Berita Lainnya