Sepakbola
Korsel Vs Yordania, akan Jadi Tontonan Bola Penuh Drama
JAKARTA - Laga semifinal antara Korea Selatan dan Yordania pada Selasa malam nanti bukan hanya sekadar pertemuan kedua dalam Piala Asia 2023, melainkan pertarungan antara gaya bermain menekan dan sepak bola balik menekan.
Kedua tim menunjukkan determinasi dan ketangguhan yang luar biasa, membawa mereka mencapai babak empat dalam turnamen sepak bola terbesar di Asia ini berkat mental yang kuat. Pertemuan pertama dalam fase grup pada 20 Januari berakhir dengan skor 2-2, dan baik Juergen Klinsmann maupun Hussein Ammouta pasti mengambil pelajaran berharga dari pertemuan tersebut.
Klinsmann kemungkinan akan kembali mengandalkan formasi diamond 4-4-2 dengan kapten Song Heun-min dan striker Midtjylland Cho Gue-sung sebagai ujung tombak. Di sisi lain, Ammouta mungkin akan mempertahankan formasi tiga bek dalam pola 3-4-2-1, dengan Yazan Al-Naimat sebagai ujung tombak, seperti yang sukses digunakan saat menaklukkan Tajikistan dalam perempatfinal, atau dalam pola 3-4-3 ketika menahan seri 2-2 melawan Korea Selatan pada babak grup.
Al-Naimat tetap menjadi pemain yang tajam, meskipun menghadapi pertahanan rapat dan disiplin seperti yang dilakukan oleh Tajikistan. Yordania, meskipun berperingkat di bawah Korea Selatan dan lolos sebagai salah satu peringkat ketiga terbaik, menunjukkan disiplin yang lebih baik dalam menjaga pertahanan mereka. Dengan 10 gol dicetak dan hanya lima kebobolan, mereka menunjukkan konsistensi dalam penampilan mereka.
Meskipun Korea Selatan lebih produktif dengan 11 gol, mereka juga telah kebobolan delapan kali. Bek tengah Bayern Muenchen Kim Min-jae, yang dianggap sebagai bek tengah terbaik di Asia, menjadi garda terdepan dalam menjaga pertahanan Korea Selatan. Meskipun satu-satunya tim non-Timur Tengah yang mencapai semifinal, Korea Selatan tetap setia pada gaya menekan mereka dan menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi tantangan.
Faktor kunci bagi Korea Selatan adalah kapten Song Heun-min, yang membawa pengalaman, kematangan, kepemimpinan, dan keterampilan yang sulit diatasi oleh lawan. Son, yang dianggap sebagai pesepak bola Asia terbaik sepanjang masa, memiliki kecepatan, penyelesaian akhir yang mematikan, kemampuan menggunakan kedua kaki, dan kepiawaian dalam menghubungkan lini permainan.
Namun, kekuatan Korea Selatan tidak hanya terletak pada Son, melainkan juga pada gelandang serang Paris Saint-Germain, Lee Kang-in, yang bersama Son telah menciptakan tiga gol. Choe Gue-sung juga berperan penting dalam menghindarkan kekalahan melawan Arab Saudi pada 16 besar.
Meskipun lebih sering kebobolan, Korea Selatan tampil sebagai semifinalis yang tak terkalahkan dalam 13 pertandingan terakhir Piala Asia 2023. Dalam lima laga terakhir, mereka rata-rata mencetak 1,5 gol, termasuk dua gol saat bertemu Yordania dalam fase grup.
Sementara itu, Yordania terus meningkat dan rata-rata mencetak 0,5 gol pada babak pertama dalam dua pertandingan terakhir. Meski ini menjadi penampilan pertama Yordania dalam semifinal Piala Asia, mereka harus diwaspadai karena keefektifan mereka dalam merebut bola di daerah lawan dan serangan langsung.
Dalam hal merebut bola, Yordania melakukannya sebanyak 30 kali, sedangkan Korea Selatan mencapai 39 kali. Yordania juga menunjukkan bahaya dalam serangan langsung dari pertahanan sendiri hingga area penalti lawan, yang biasa disebut direct-attack. Dari 14 direct-attack yang dilakukan Yordania, dua di antaranya berbuah gol, yang semuanya dicetak oleh Mahmoud A-Mardi saat mengalahkan Malaysia 4-0 dalam fase grup.
Korea Selatan diharapkan untuk lebih efektif dalam mengonversi penguasaan bola yang mereka tunjukkan sepanjang Piala Asia 2023. Keasyikan mereka dalam memainkan umpan antar lini bisa membuat mereka rentan, terutama mengingat kekuatan direct-attack yang dimiliki oleh Yordania.
Meskipun Korea Selatan memiliki keunggulan sebagai tim yang lebih berbintang, berpengalaman, dan terbiasa dengan atmosfer puncak Piala Asia, mereka tidak boleh meremehkan Yordania, yang tampil tanpa beban dan dengan tekad untuk menulis sejarah baru. Gelandang Yordania, Ibrahim Sadeh, menyatakan kebanggaan besar mereka bisa melangkah sejauh ini dan menyatakan kesiapan mereka untuk mencetak sejarah lebih lanjut.
Keteguhan dan kepercayaan diri Yordania, bersama dengan persiapan yang matang, akan menjadi faktor penentu dalam pertandingan ini. Di sisi lain, Klinsmann, pelatih Korea Selatan, yang memiliki pengalaman sukses di level internasional, akan berusaha membawa timnya ke level puncak kompetisi dan meretas sukses di Piala Dunia 2026.
Laga semifinal antara Korea Selatan dan Yordania akan menjadi tontonan menarik yang dipenuhi drama dan kualitas sepak bola tingkat tinggi. (ant)