Kesehatan

Kenali Kandungan ASI yang Sangat Penting untuk Kesehatan Bayi

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
23 Maret 2024 17:00
Kenali Kandungan ASI yang Sangat Penting untuk Kesehatan Bayi
Pendiri dari Ikatan Konselor Menyusui Indonesia (IKMI) Hesti Kristina P. Tobing menunjukkan perbedaan antara ASI hindmilk dan foremilk dalam webinar pada Jumat (22/3/2024).

JAKARTA - Pendiri Ikatan Konselor Menyusui Indonesia (IKMI) Hesti Kristina P. Tobing memaparkan beberapa istilah yang penting diketahui terkait dengan air susu ibu (ASI) untuk mendukung program pemberian ASI secara eksklusif kepada anak.

Dalam sebuah webinar yang dihadirinya pada Jumat, Hesti menjelaskan salah satu istilah yang perlu dipahami terkait dengan pemberian ASI adalah kolostrum, yaitu air susu ibu yang diproduksi setelah bayi lahir hingga bayi berusia lima hari. "Kolostrum mengandung antibodi terbanyak dan dapat dianggap sebagai imunisasi pertama yang diterima bayi secara alami dari ibunya," ujar Hesti.

Hesti menekankan pentingnya melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) untuk memperoleh manfaat optimal dari kolostrum. IMD dapat dilakukan jika ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Dalam IMD, bayi diletakkan di dada ibu agar dapat mencari puting susu ibu dan mulai menyusu. Keberhasilan IMD memungkinkan bayi untuk menerima kolostrum dengan kandungan antibodi tinggi yang melindungi bayi dari infeksi pada awal kehidupannya.

Hesti menjelaskan kolostrum umumnya lebih keruh daripada ASI biasa, jadi tidak perlu khawatir jika warnanya berbeda. Selain itu, istilah lain yang penting dipahami adalah foremilk dan hindmilk, yaitu dua jenis ASI yang dihasilkan ibu selama masa transisi sepekan atau lebih setelah bayi dilahirkan.

Foremilk cenderung lebih encer dengan warna yang lebih putih, dan mengandung banyak laktosa. Sementara hindmilk lebih kental dan berwarna kuning karena mengandung lebih banyak lemak, yang bermanfaat untuk pertumbuhan fisik bayi. Menurut Hesti, jika berat badan bayi tidak naik meskipun ibu rutin menyusui, kemungkinan bayi kekurangan hindmilk. Dalam situasi seperti itu, disarankan untuk memerah ASI terlebih dahulu agar hindmilk dapat keluar lebih cepat saat menyusui.

Hesti juga menjelaskan banyak atau sedikitnya ASI yang dihasilkan ibu selama menyusui dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pemenuhan kebutuhan gizi ibu dan dukungan lingkungan. Dia menyarankan agar para ibu mengonsumsi makanan bergizi seimbang sesuai anjuran Kementerian Kesehatan untuk memastikan kebutuhan gizi terpenuhi.

Selain itu, dukungan dari suami dan keluarga dalam merawat anak, berkomunikasi dengan ibu, dan menjaga agar ibu tidak stres juga penting untuk memastikan produksi ASI ibu baik dan ibu dapat menyusui anak dengan lancar. Para ibu disarankan untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan setelah anak dilahirkan dan melanjutkan pemberian ASI hingga anak berusia dua tahun dengan penambahan makanan pendamping untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. (ant)


Berita Lainnya