Kesehatan

Kenali Ciri-ciri Anak Butuh Periksa Mata

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
21 Januari 2024 14:00
Kenali Ciri-ciri Anak Butuh Periksa Mata
Seorang anak menjalani pemeriksaan mata di Ancol, Jakarta, Senin (20/11/2023).

JAKARTA - Dokter spesialis mata dan pengajar di Universitas Brawijaya, dr. Lely Retno W., SpM (K), menyoroti pentingnya orang tua untuk mengenali beberapa ciri yang menunjukkan anak mereka mungkin memerlukan pemeriksaan mata, sehingga dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Dalam sebuah acara daring di Jakarta pada Sabtu, Lely mengungkapkan salah satu masalah kesehatan mata yang sering dihadapi anak-anak adalah penglihatan kabur atau buram. "Salah satu ciri atau tandanya biasanya anak-anak suka memicingkan matanya. Itu dia memicingkan mata untuk mencoba penglihatannya agar fokus agar apa yang dia lihat terlihat jelas," kata Lely.

Selain itu, anak yang membutuhkan pemeriksaan mata sering mengucek mata karena merasa tidak nyaman dengan penglihatannya yang kabur. Kebiasaan mengucek mata ini sering disertai dengan keluhan pusing.

Jika orang tua melihat ciri-ciri tersebut pada anak mereka, disarankan untuk bertanya pada anak mengenai rasa tidak nyaman tersebut dan membawanya untuk menjalani pemeriksaan mata guna mengetahui apakah ada masalah pada mata mereka.

Lely juga memberikan saran mudah agar orang tua dan anak dapat melakukan pemeriksaan awal untuk mengetahui apakah mata mengalami masalah. "Bisa dengan mencoba menutup salah satu matanya, dari situ bisa dilihat penglihatannya kabur atau tidak. Anak-anak, kan, enggak pernah menutup salah satu matanya. Kalau dua-duanya terbuka, kan, kelihatannya oke-oke saja, kalau satu ditutup ternyata mata lainnya kabur. Itu artinya perlu diperiksa," jelas Lely.

Terkait gangguan penglihatan anak, pada akhir 2023, Ikatan Profesi Optometris Indonesia (IROPIN) melaporkan bahwa sekitar 400 dari 1.000 anak di Indonesia mengalami gangguan mata atau kelainan refraksi dini sejak awal pandemi COVID-19. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan menggunakan gawai yang tidak terkontrol, membuat anak terpapar layar gawai melebihi batas waktu ideal. (ant)
 
 
 


Berita Lainnya